APRESIASI PRESTASI,
APRESIASI PRESTASI,
Penuh Peduli Sangat Islamiy
Syetan sulit menerima.
Bahkan tidak sudi apalagi bangga.
Terhadap Adam dan Hawa sebagai manusia.
Merasa lebih hebat katimbang keduanya.
Seolah lebih bersih dan lebih indah.
Aku dijadikan dari nar dan dia dijadikan dari tanah.
Kebanggaan syetan melihat asal usulnya.
Mungkin ini terjadi.
Bibit iri dan dengki sampai kini.
Menyulut manusia tanpa bisa menerima prestasi.
Apalagi yang didapat orang lain bukan diri.
Ini pula menjadi pendorong sebuah potensi.
Peperangan blok barat dan Timur kanan dan kiri.
Sangat heran kini.
Bagaimana bangunan filsafat moral islamiy.
Mungkinkan terus dengan aksioma intuisi.
Membalut iri dan dengki dengan agama seolah islamiy.
Kontradiksi dengan risalah ajaran nabi.
Nahnu nahkumu bi bidzawahiri.
Bukan sampai ke relung hati sanubari.
Mengapa harus susah.
Orang memperoleh anugerah.
Bahkan terus berusaha untuk enyakannya.
Dengan bersekutu dengan syetan dimana-mana.
Bahkan dengan dukun-dukun di rumah dan di sawah.
Bukankah semua akan kembali menimpa.
Pada diri orang-orang yang iri dan dengki saja.
Etika.
Menjadi utama.
Sebagai sabda nabi kita.
Hanyasanya aku diutus untuk akhlak utama.
Beri apresiasi memanusiakan manusia.
Dengan selalu percaya Allah Maha Kuasa.
Memberi apa saja kepada yang diseja.
Apakah kita sudah sempurna.
Melihat sesuatu di sana selalu salah.
Hanya diri di sini yang benar tanpa cela apa-apa.
Syetan selalu menggoda biar manusia ke neraka.
Malang, 4 Oktober 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibiy
Komentar
Posting Komentar