95 Syair

[10/4/2017 12:36 PM] Prof. Dr Abd Haris: AL-ASMA' UL-HUSNA
Bersifat Seperti Dia Yang Esa

Aku baca.
Al-asma' ul-husma.
Berulang tanpa jedah.
Kupahami makna.
Sifat-sifat Yang Esa.
Terdapat di dalamnya.

Kuberusaha.
Infiltrasikan nilainya.
Ke dalam jiwa dan raga.
Agar menjadi seperti-Nya.
Takhallaqu bi akhlaqillah.

Dia Yang Rahmah.
Begitu sifat-sifat lainnya.
Kutiru Dia.
Sekuat tenaga.
Kemampuan manusia.
Menuju sempurna.
Mendekati-Nya.

Andai bisa.
Melakukan usaha.
Wujudkan diri kita.
Bersifat seperti al-asma ul- husna.
Pasti menjadi terbaik diantara.
Sekian juta ribu manusia.
Pemaaf tidak dendam sesama.
Hindari salah sangka.
Percaya pada diri dan lainnya.
Selalu menyapa siapa saja.
Tidak suka cari salah.
Jauhi suka menghina.
Sangat ramah.
Dan lain-lainnya.

Oh alah....
Sulit juga ya...
Meniru sifat Yang Esa.
Padahal inilah sesungguhnya.
Konsep sufi yang sebenarnya.
Coba saja baca.
Pikiran Ibnu Arabi dan Sufi lainnya.
Hampir sama.
Tasawuf itu sederhana.
Meniru sifat Yang Esa.
Cukup sudah.
Mudah dalam logika.
Sulit dalam realita.

Setidaknya.
Aku sudah berusaha.
Dengan segala lemah.
Mendekati Yang Kuasa.
Proses mengada.
Sebagai bekal mengahdap-Nya.

Bungurasih, 26 Juni 2016
'Abd al-Haris al-Muhasibi
[11/4/2017 6:49 PM] Prof. Dr Abd Haris: NU Adalah ormas ter aneh sedunia

NU itu organisasi paling aneh di dunia,,
Itulah sekelumit ulasan" prof Alan nielsen , seorang pengamat inteljen barat ,,,
Bgaimana tdk ,,sejak kelahirannya, NU slalu di fitnah dan di intimidasi dan ingin di habisi keberadaannya , mulai th 1955-1998 , Pergerakan da'wah dan politiknya di awasi super ketat oleh penguasa , sehingga ingin mengadakan pengajian minta ijin sulitnya minta ampun, dan NU tak di beri ruang sedikitpun untuk menghdpkan  "strukturalnya" .
Ia mengibaratkan  " NU itu ibarat manusia yg di potong lehernya tapi ia masih bisa berlari dan hidup " padahal jika organisasi apapun akan hancur jika di habisi kepalanya ( strukturnya ) .

Nazi , NII   ,NI ,Masyumi ,PKI' dan banyak lgi , semua tinggal nama,,
Tpi tidak dg NU yg masih tetep eksis dan berkembang pesat hingga sekarang , yg terjadi malah sebaliknya  " siapa yg memusuhi NU akan hancur dg sendirinya.

Sejarah membuktikan " organisasi- organisasi terdahulu yg hancur itu karna mereka selalu memusuhi NU , mulai dri PKI ,Masyumi , DII, TII ,NII , bahkan orde baru yg mengintimidasi NU selama32 thn pun kini hanya tinggal nama.

Maka sesungguhnya Andai NU ini sbgai organisasi yg bkan di dirikan oleh para ulama/Aulia  dan bukan organisasi yg di ridoi allah tentu NU sudah hancur sejak dari dulu.  ,,,,
Saudi dan sekutunya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 thn untk meluluh lantakkan irak ,libya ,suriah , afganistan , tapi ia tak mampu menguasai indonesia meski telah menghabiskn milyaran dollar ,, karna di NKRI masih ada sebuah organisasi yg bernama NU "

Slamat ulang th NU yg ke 94 kami bangga jdi warga NU
"NU tak butuh kita tpi kta yg btuh "NU"
[12/4/2017 3:25 PM] Prof. Dr Abd Haris: UNIVERSITAS ISLAM,
Mendidik Manusia Universal

Tidak ada lagi.
Kecuali pendidikan tinggi islami.
Mendidik manusia menjadi seperti Nabi.
Manusia universal sempurna dalam banyak sisi.
Pengetahuan, sikap dan tingkah laku pribadi.
Menjadi berakhlak karimah sangat tinggi.
Insan kamil baik dimana pun tanpa kecuali.

Universitas Islam kita.
Harus cerminkan ke arah sana.
Jangan hanya ribut masalah kuasa.
Terpenting tanggungjawab pengelola.
Mendidik dan melatih para mahasiswa.
Menjadi manusia universal dan sempurna.
Harus melakukan sesuatu untuk  mereka.
Jangan hanya terjebak administrasi belaka.
Jauhkan dari intrik- intrik yang berbahaya.
Apalagi justru akan menjadi kendala.
Ciptakan rasa damai di dalam lembaga.
Hanya bergantung dan berharap kepada Allah SWT.
Memberi pertolongan atau maunah.
Agar para mahasiswa dapat menjadi ulama.
Sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

Universitas Islam.
Menjadi domain salam.
Dengan niat yang tertanam.
Di dada para dosen dan pimpinan.

Surabaya, 12 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[14/4/2017 2:25 PM] Prof. Dr Abd Haris: NU URBAN,
Realitas Bukan Pencitraan

NU urban.
Organisasi perkotaan.
Di Surabaya pertama didirikan.
Dengan ciri keulamaan.

NU kota.
NU Madinah.
Berbudaya.
Berperadaban mulia.
Saling tenggang rasa.
Hindarkan prasangka.
Satu dan lainnya.
Tidak saling membinasa.

NU Surabaya.
Harapan bangsa.
Menjadi pusat candra dimuka.
Siapkan para pemuka.
Kaderisasi di Indonesia.
Menjadi pemimpin dimana-mana.

NU Surabaya.
Tempat NU mengada.
Semoga terus bisa.
Satukan potensia.
Membangun bangsa.
Berperadaban dunia.
Menjadi masyarakat kota.
Madinah al fadlilah.

Kini.
NU sedang diperingati.
Usia 94 tahun kalender hijri.
Dengan kegiatan yang bervariasi.
Istighotsah sampai lomba mengaji.
Apel di sekolah dan di pondok oleh santri.
Mereka mengenang kembali Kiyai Hasyim Asy'ari.
Mengkaji visi dan misi para pendiri.
Untuk dilanjutkan menjadi sebuah tradisi.
Menjaga Islam Aswaja dan NKRI.

NU kota.
Menjadi paradigma.
Kedepankan jalan tengah.
Moderasi dan selalu menjaga.
Keseimbangan dengan etika.
Rahmat bagi seluruh alam semesta.
Menjadi organisasi mendunia.
Jaya sampai yaumil qiyamah.

Surabaya, 09 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[16/4/2017 12:01 PM] Prof. Dr Abd Haris: SUBUH,
Duduk Bersimpuh Menengadah.

Tiba-tiba saja.
Tidak kusengaja.
Aku tundukkan kepala.
Pipi penuh dengan air mata.
Sesunggukan menangis tiada tara.
Tuhan selalu kupanggil tanpa jedah.
Beban berat selalu menghantui hamba.
Penuh rasa dan tanggungjawab sesama.
Sulit ciptakan 'salam' damai dan sentosa.
Perkara sepele seputar kuasa.

Apakah mesti selalu terulang kisah-kisah.
Adam dan Hawa dengan para putri-putra.
Substansi angkara murka Fir'aun hinakan Musa.

Tiba-tiba saja.
Suara kudengar dari kejauhan sana.
Memanggil-manggil dengan suara menggema.
Sudah-sudah.........................
Biarkan saja semua berjalan apa adanya.
Jangan ada sebuah rekayasa.
Ciptakan damai dan salam di dunia.
Hindarkan segala bertikai saling menghina.
Buka terus semua pintu-pintu dan cendela.
Biarkan terbuang bau-bau busuk di udara.
Takbir, tahmid dan tasbih serta istighotsah.
Ucapkan tanpa henti dengan suara-suara.
Astaghfirullah memohon ampun dari dosa-dosa.

Tiba-tiba saja.
Kubersimpuh duduk bersila.
Dengan segala harap dan do'a.
Damai dan sentosa untuk semua.

Bukankah ini bertanda.
Semua harus siap siaga.
Membuka hati dan dengarkan fatwa.
Nasihat nurani dalam jiwa di dada.
Jangan hanya turuti nafsu belaka.
Sudahlah sudah..............

Bungurasih, 16 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[17/4/2017 6:09 AM] Prof. Dr Abd Haris: HARLAH PMII,
Pergerakan Tanpa Henti

Senin hari ini.
17 April 2017 Masehi.
Peringati hari lahir PMII.
Ke-57 dengan cinta kasih.
Sesama warga pergerakan se-negeri.
Sebagai waktu pertama dipimpin Mahbun Djunaidi.
Pahlawan pena dan penggerak pemuda-pemudi.
Pengawal kemerdekaan dan revolusi.

PMII.
Kini bangkit kembali.
Era reformasi pengawal demokrasi.
Menjadi garda depan penjaga NKRI.
Pancasila dan UUD 1945 yang asli.
Implementasi keberagamaan yang suci.
Dengan nuansa penuh nilai-nilai islami.
Seperti piagam madinah yang dibuat oleh Nabi.
PMII bertanggungjawab kepada Ilahi.

PMII.
Waktu sudah sampai.
Berikan berbagai kontribusi.
Dengan perubahan-perubahan dan inovasi.
Jangan hanya menjadi penonton TV.
Lakukan segera apa pun yang bisa untuk negeri.
Mulai mengurus TPQ sampai menjadi menteri.
Sudah sangat tepat waktunya untuk menjadi Presiden RI.
Setelah pemerintahan Presiden Jokowi.
Galang kerjasama dengan siapa pun tanpa kecuali.
Asal berpegang pada norma dan titah ilahi.
Majukan bangsa dan semua anak negeri.
Ciptakan keadilan dan jangan pilih hasih.

PMII.
Himpun potensi.
Jangan maju sendiri-sendiri.
Mungkin ada perbedaan tapi jangan saling benci.
Semua kader mempunyai kompetensi.
Satukan gerak langkah agar menjadi berarti.
Untuk semua anak bangsa di NKRI.

Selamat ulang tahun PMII.
Semoga menjadi pergerakan tanpa henti.

Malang, 17 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[18/4/2017 5:43 AM] Prof. Dr Abd Haris: PMII,
Masih Kuingat.

Teringat.
Tiga puluh dua tahun lalu.
Waktu menjadi mahasiswa kala itu.
Aku diajak teman-temanku.
Memasuki organisasi baru.
Pergerakan Mahasiswa masih ingat selalu.
Mengantarkan ke pintu.
Dunia aktivis penuh.
Tanpa ragu.

Waktu aku belajar memandu.
Bersatu teguh dengan peluh.
Bergerak maju.
Melawan orde baru.
Membangun mimpi deru.
Perjuangan banyak pintu.

Aku teringat lagi.
Bagaimana menyusun strategi.
Menguatkan nyali.
Percaya diri.
Menghadapi masa sendiri.
Tiada peduli.
Seringkali tersisih.
Oleh penguasa dengan dalih.
Bukan pendukung yang ingat lagi.

PMII.
Aku berterimakasih.
Engkau yang memberi.
Jalan terang kepada kami.
Paradigma multi.
Semua terperi.
Sampai kini.

Sayang.
Engkau dilupa kini
Dianggap selalu ngriwui
Mereka yang menumpangi.
Untuk kuasai.
Tanpa hati.

PMII.
Aku terimakasih.

Surabaya, 17 April 2015
'Abd al-Haris al-Muhasibi
[18/4/2017 5:45 PM] Prof. Dr Abd Haris: AKU TIDAK TAHU,
Ternyata Anak itu Menjagaku

Aku bilang sableng.
Anak yang tidak tahu diuntung.
Selalu saja akal buntung.
Nalar pun tidak jeluntrung.
Merepotkan seluruh lurung.
Ah.... bandel tak terhitung.

Sungguh aku tidak tahu.
Anak itu membelaku.
Tanpa alasan dan argumen melulu.
Anak itu diam-diam siaga tujuh.
Pahlawan tidak perlu naik ke hulu.
Dengan iklan dan memberi tahu.
Anak itu sungguh-sungguh.

Heran.
Mengapa tidak ada keterbukaan.
Mengunci rapat kerahasiaan.
Mungkin Ilham dari Tuhan.
Semua harus disimpan.

Selalu saja aku salah paham.
Bahkan kuhardik lari kepalang ke kolam.
Seolah tidak punya perhatian dan tidak paham.
Sungguh banyak anak menjagaku siang dan malam.

Siapapun dia dan mereka.
Ternyata anak-anak yang kuasuh selamanya.
Datang ketika aku duka.
Meski tidak tampak rupa.
Dia dan mereka mengintai dari jendela.
Mata hati yang masih jernih tanpa cela.

Apa yang aku sampai.
Baru tahu setelah semua selesai.
Dia dan mereka menjagaku dari semua badai.
Gonjangan dan fitnahan hidup tak usai.
Silih berganti dengan terus tanpa henti.

Allah balas dia dan mereka dengan anugerah.
Aku tidak bisa memberi apa-apa.
Dia dan mereka anak-anak muda.
Tahu yang mana apa dan itu siapa.
Meski tidak pernah ucapkan dengan kata.
Lebih paham dengan Ilham di dada.

Terimaksih dia dan mereka anak-anak muda.
Urus diri kalian cukup untuk kebajikan orang tua.
Sudah lebih-lebih tanpa hitungan rupiah.

Aku hanya bisa berkata.
Aku tidak pernah tahu semua.
Ternyata Dia pengaturnya.

Bungurasih, 23 Des 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[19/4/2017 3:30 AM] Prof. Dr Abd Haris: PILKADA DKI,
Pilih Kepala Daerah Dengan Hati

Habis sudah.
Energi dan tenaga kita.
Pikirkan dan cermati pilkada.
Pilihan kepala daerah DKI Jaya.
Dengan berbagai isu yang menerpa.
Mulai isu-isu sara dan terutama agama.
Dengan berbagai reaksi yang tidak biasa.
Dengan demo 212 dan lain-lainnya.
Semua tidak pernah putus dengan ramah.
Menjadi pelajaran bagi bangsa dan Negara.
Sebagai acuan untuk pilkada daerah lainnya.
Jangan meniru yang bisa mengundang resah.

Sebagai bangsa.
Berpedoman pada Pancasila.
Harus menerapkan prinsip etika.
Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Semua tindakan apa saja harus berdasar agama.
Bertanggungjawab kepada Allah SWT.
Akan ditanya mengapa kita memilih si A.
Pasti ada sebuah motif dan niat di dada.
Mengapa pilihan jatuh kepada siapa.
Bukan sekedar hanya urusan di dunia.
Allah SWT akan mengadili dan mintak agar supaya.
Jelaskan alasan dan argumen yang ceta.
Ini implementasi Pancasila pada Sila Pertama.

Pilkada.
Ujian berat bangsa.
Apakah sungguh kita bisa.
Menggunakan pilihan realisasi rasa agama.
Bukan hanya main-main belaka.
Jangan dipisah agama dan Negara.
Memang Negara kita berdasar Pancasila.

Selamat pilkada.
Semoga bisa menjadi ramah.
Tidak timbulkan segala huru hara.
Biar bangsa Indonesia menjadi sentosa.

Bungurasih, 19 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[20/4/2017 3:16 AM] Prof. Dr Abd Haris: TRANSFORMASI,
Berubah Tanpa Henti

Perubahan.
Sebuah kepastian.
Kita tidak bisa hentikan.
Sebuah sunnah yang berjalan.
Tinggal kita kemana arahkan.
Perubahan untuk menuju kebaikan.

Berhenti berarti mati.
Tanpa kreativitas yang berarti.
Menjadi puing-puing tidak berguna lagi.
Berubah menjadi fosil tertimbun di kali.
Tidak akan berguna kecuali hanya memory.

Gerak pasti.
Elan vital harus dimiliki.
Natural law yang menghakimi.
Siapa cepat yang akan dapat panen sendiri.
Bukan hanya angan lamunan yang tidak berarti.
Gerak menjadi pondasi transformasi.

Jangan berhenti.
Kuras peluh dan habisi.
Dengan selalu bergantung pada ilahi.
Serahkan semua usaha gerak yang sudah terjadi.
Terima apa saja sesuai dengan Pembagi.
Dia lebih tahu dari siapa pun cerdik pandai.
Menempatkan segala apa pun sesuai.
Tidak pernah salah meski sekali.

Ya Allah.
Di malam buta.
Aku berdo'a dengan asa.
Hidup penuh usaha manusia.
Agar semua berubah menjadi utama.
Tanpa menyakiti dan mendzalimi siapa saja.
Aku pasrah dengan penuh kepada Allah SWT.

Hasbunallah wani'mal wakil.
Ni'mal maula wa ni'man nashir.
La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil adzim.

Bungurasih, 11 Maret 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[20/4/2017 11:45 PM] Prof. Dr Abd Haris: PILKADA DKI,
Hiruk Pikuk Sudah Usai

Sekali lagi.
Coba kita pelajari.
Hiruk pikuk pilkada DKI.
Alhamdulillah telah jadi usai.
Dengan pemenang Anis-sandy.
Kita acungkan jempol berkali-kali.
Semua berjalan dengan sangat damai.
Kedua belah pihak telah rukun kembali.
Menjaga keutuhan dan kedamaian NKRI.

Pelajaran luar biasa.
Perebutan sebuah kuasa.
Membawa berbagai masalah.
Bahkan menggunakan simbol agama.
Memang sulit terhindar dari ini semua.
Tinggal bagaimana pemerintah bisa.
Melerai jangan terjadi lagi di daerah.
Sangat rawan akan memecah belah bangsa.
Apalagi jika menyinggung masalah agama.
Bisa-bisa tidak terkendali dan menjadi bahaya.

Hati-hati.
Tidak boleh terulang lagi.
Pemerintah harus tahu sejak dini.
Jangan biarkan rakyat menjadi emosi.
Bibit perpecahan harus dihindari.
Tegakkan keadilan dengan menyemai.
Rasa percaya kepada aturan dan nilai.
Biar tidak justru terkesan pemerintah melindungi.
Kelompok atau orang yang dianggap istimewa sekali.

Pelajaran.
Ciptakan kedamaian.
Jaga martabat dan kehormatan.
Bangsa dan Negara dengan visi kerakyatan.
Jangan terkesan pilih kasih kepada sebagian.

Bungurasih, 20 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[21/4/2017 6:37 AM] Prof. Dr Abd Haris: MI'RAJ,
Pendakian Salik Ke Hadhrat

Menghampiri.
Kepada Hadhrat al Qudsi.
Ke alam malakut kata al Ghazali.
Kembali kepada asal mereka pergi.
Menyatu kembali dengan penuh hati-hati.
Dengan tinggalkan nilai alam syahadah di bumi.

Mi'raj ini.
Seharusnya dilalui.
Menjadi impian manusiawi.
Bak seruling mencari bambu kata Rumi.
Selalu saja menarik dan jadi himmah di hati.
Kembali temui Dzat Yang Maha tinggi.
Dengan hati penuh cinta dan damai.
Mega proyek untuk ciptakan hidup serasi.
Keselamatan dan kepercayaan tanpa henti.
Jauhkan kelemahan alam bawah duniawi.
Dengan penuh etos yang bisa dipahami.
Sekalian manusia di era globalisasi.

Manusia.
Terus berusaha.
Dengan mi'raj yang sama.
Perjalanan menuju Yang Esa.
Menghampiri dengan berbagai metoda.
Supaya sampai pada hakikat metafisika.
Tanpa ragu dan bimbang belaka.

Bungurasih, 21 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[21/4/2017 1:49 PM] Prof. Dr Abd Haris: KARTINI,
Simbol Perjuangan Emansipasi

Kartini.
Simbol emansipasi.
Perjuangan tiada henti.
Persamaan dengan laki-laki.
Sesuai kudrat yang dicipta Ilahi.
Bukan persamaan yang menyalahi.
Dipaksakan batas dan norma dilewati.
Menjadi pemerkosaan yang tidak berarti.

Era kini.
Wanita sudah banyak sekali.
Lebih dari yang kita rasa dengan hati.
Bahkan banyak wanita yang lebih tinggi.
Dibanding dengan para kebanyakan laki-laki.
Lihat saja Risma, Susi dan Megawati.
Bahkan masih sangat banyak sekali.
Wanita yang sangat menguasai.
Baik lembaga-lembaga swasta maupun negeri.
Bahkan banyak menjadi lurah sampai menteri.
Meski tetap banyak juga yang siap dipoligami.

Hari ini.
Kita peringati.
Hari Raden Ajeng Kartini.
Mengingat kembali apa esensi.
Perjuangan untuk wanita di negeri.
Agar tetap bisa menjadi inspirasi.
Hidup bangsa di era globalisasi.

Selamat ya bu.
Jangan berlebih.

Surabaya, 21 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/4/2017 5:41 AM] Prof. Dr Abd Haris: CINTAKU,
Hanya untuk Sang Kekasih

Pikiran dan hati.
Tidak pernah sedetik pun berhenti.
Selalu saja tercurah pada Sang Kekasih.
Kurindu sepanjang malam dan sepanjang hari.
Tidak pernah terpisah meski satu kali.

Kasih.
Inikah cinta suci.
Ramai dan sunyi tetap di sisi.
Sekali pun tidak pernah mencari.
Apa dan siapa cinta hanya untukMu sendiri.
Tidak pula harta dan dunia mempengaruhi.
Sayang yang penuh rindu dengan belai.
Aku hanya untukMu tidak yang lain lagi.
Cukup sudah diriMu tanpa hiasan sinar mentari.

Kasih.
Jangan Engkau tinggalkan dalam sepi.
Semua hanya bayangan tidak berarti.
Yang Nyata hanya Engkau Pribadi.
Lenyap sudah tanpa sedikit pun esensi.
Engkau saja Kekasih yang bisa mengobati.
Hasrat dan rindu cinta suci nan abadi.

Kasih.
Mari kita rajut cinta menjadi.
Untaian indah dan irama yang bisa mengiringi.
Sepanjang waktu dan tempat sampai mati.
Cintaku sudah terbeli hanya oleh Engkau sekali.
Tidak pernah lekang dan lapuk oleh sengatan matahari.
Cinta suci Sang Kekasih Abadi.

Kasih.
Mari lepaskan rindu di hati.

Bungurasih, 22 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/4/2017 2:25 PM] Prof. Dr Abd Haris: Ma'arif Mart,
Usaha Penguatan Ekonomi.

Habis sudah.
Semua tenaga.
Dikerahkan semua.
Membangun usaha.
Ma'arif Mart namanya.

Sabtu lusa.
Kita bersua.
Berlatih bersama.
Mengembangkan cita.
Menata gondola.
Tawarkan barang murah.
Berkualitas dunia.
Para Srikandi mencoba.
Paparkan yang bisa.
Jadi bahan bicara.

Ada-ada saja akh....
Seperti tidak lumrah.
Sekolah jadi agen juga.
Semua kebutuhan kita.

Ma'arif berparadigma.
Multi talenta.
Serba bisa.
Sains dan seni biasa.
Jadi agen gula luar biasa.
Apalagi sangat murah.
Jujur sesuai syari'ah.

Ma'arif Mart kita.
Mulai bekerja.
Untuk kejayaan semua.
Agar jadi ib'rah.
Usaha serta do'a.

Ma'arif Mart bisa...

Bungurasih, 14 April 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/4/2017 4:25 PM] Prof. Dr Abd Haris: MENGAJI,
Suarakan Firman Ilahi

Setiap hari.
Dengar anak mengaji.
Metode Qiraati.
Sebelah kamar terkunci.
Damai.
Menenteramkan hati.

Suara bersama.
Membaca dan mengeja.
Satu dua yang sama
Berbeda dengan lainnya.
Membentuk irama.
Sesekali ustadzah.
Mengulang membaca.
Suara terbata-bata.
Sangat lelah.
Mengajar sejak jam dua.
Tanpa jedah.

Anak mengaji.
Di sore hari.
Bangkitkan lagi.
Semangat mengabdi.
Demi agama dan Negeri.
Tiada lelah tanpa henti.

Rumah penuh berkah.
Malaikat menjaga.
Tiada bencana.
Tuhan lindungi kita.

Oh.....
Aku bahagia.
Dengarkan irama.
Suara anak-anak mengeja.
Bak orkestra.
Membahana.

Bungurasih, 07 Peb 2016
'Abd al-Haris al-Muhasibi
[24/4/2017 6:25 AM] Prof. Dr Abd Haris: ISRA' DAN MI'RAJ
Menuju Kehidupan Bermartabat

Bisa beri syarah.
Isra' perjalanan di malam buta.
Dari masjidil haram ke masjidil Aqsa.
Perjalanan dengan ketundukan jiwa dan raga.
Mengelilingi tempat di sekitar dengan penuh berkah.
Untuk saksikan tanda-tanda kebesaran Yang Esa.
Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat segala.

Apa makna.
Isra' bagi kita semua.
Bangun hubungan baik sesama.
Dengan penuh rela dan saling menjaga.
Kehormatan dan hak- hak asasi manusia.
Sucikan segala aktivitas dengan niat ibadah.
Mulai awal dan akhir tetap tidak berubah.
Masjid sebagai perlambang dan media.
Menuju keharibaan  Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Prinsip tauhid mengesakan Dia satu-satunya.
Jauhi kemusyrikan sampai yang paling sederhana.

Jika isra' usai.
Baru berangkat mi'raj dengan bakti.
Perjalanan tanpa batas dan terus mendaki.
Tinggalkan alam syahadah menuju alam malakuti.
Kepada sebuah alam hadzrat al qudsi.
Sampaikan sembah dan curahan hati.
Tidak lagi terpisah dengan ilahi rabbi.
Bukan lagi seperti makhluk hidup di bumi.
Nir zaman dan nir makan Tunggal Sifat dan Dzati.
Esensi Tunggal dan tidak majmu' lagi.
Tidak ada Dia kecuali Dia Sendiri.
SelainNya hanya majaz dan hanya ilusi.
Bukan yang sebenar apalagi hakiki.
Pinjaman belaka bukan milik pribadi.

Isra' dan Mi'raj ini.
Simbol-simbol terperi pasti.
Gunakan akal sarikan dengan hati nurani.
Cerap dengan segala bukti-bukti di alam nisbi.
Menuju hidup dekati Dzat Yang Abadi.
Pengakuan dengan sepenuh hati.
Apa pun selainNya yang bukan Dia pasti nisbi.
Kembali asal dari mana kita semua pergi.

Isra dan mi'raj bisa.
Kita lakukan kapan saja.
Dengan jalin hubungan baik sesama.
Sembahyang denga hayati makna.
Seluruh hidup sebagi ibadah belaka.
Pangkat dan jabatan jadikan media.
Pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Lamongan,  27 Rajab 1438 H.
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[24/4/2017 12:38 PM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI A. HASYIM MUZADI,
Tokoh Islam Yang Sangat Mumpuni

Bukan hanya NU saja.
Muhammadiyah juga merasa.
Kiyai A. Hasyim Muzadi tokoh mereka.
Terbukti membuat buku Takziyah untuknya.
Dibedah dengan banyak apresiasi padanya.
Bahkan FPI juga sangat menerima pikiran-pikirannya.
Ternyata Habib Rizik juga sangat dekat dengannya.
Apalagi pak Presiden Jokowi dan Ibu Mega.
Bahkan dengan Wapres pak Jusuf Kalla.
Sungguh sangat mengagumkan kita semua.

Empat puluh hari.
Kita ditinggal Kiyai A. Hasyim Muzadi.
Menghadap kepada Sang Ilahi Rabbi.
Kita sangat merasa kehilangan sekali.
Tokoh Islam dunia yang sangat kita cintai.
Semoga ruhnya tenang dan sangat damai.
Penuh Rahmat dan Kasih sayang sampai nanti.
Menghadap pada yaumil ba'si.

Kita bisa.
Belajar dari dia.
Tokoh yang multi talenta.
Meniti karir di NU dan pemerintah.
Mulai dari sangat-sangat bawah dan rendah.
Aktivis PMII, Anshor dan NU di Malang sana.
Menjadi ketua Pengurus NU di Wilayah.
Baru menjadi ketua PBNU dua kali baru purna.
Mengabdi di Watimpres sampai tiada.
Hidup penuh khidmat dan sangat berfaidah.

Dulu aku pernah.
Aktif di majlis kajian agama.
Di pesantren al Hikam Malang Raya.
Bahkan sebagai wahana pengkaderan para pemuda.
Menjelang pancaroba penguasa Negara.
Ide-ide segar terus keluar dari pikiran dalam ceramah.
Mulai masalah agama sampai dengan Negara.
Semua dibahas secara runtut dan sering dengan ketawa.

Kiyai A. Hasyim Muzadi.
Menjadi tauladan dan inspirasi.
Bagi kita yang masih berjuang untuk negeri.
Menegakkan kebenaran dengan cara yang damai.
Bukan dengan cara-cara yang bisa menyakiti.
Bahkan bukan dengan metoda yang saling takfiri.

Semoga.
Kita para pengikutnya.
Bisa meniru dengan seksama.
Meneruskan perjuangan untuk agama, nusa dan bangsa.
Sampai bila pun tetap menjaga agama dan Negara.

Bungurasih, 24 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[25/4/2017 4:30 PM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI HASAN MUTAWAKKIL,
Nasihat Untuk Ansor, Fatayat dan LP. Ma'arif NU

Pagi tadi.
Kiyai Mutawakkil menasihati.
Pentingnya kader NU di masa kompetisi.
Era globalisasi dan informasi.
Penentu masa depan organisasi
Menjadi mercusuar di seantero NKRI.
Bahkan yang di dalam dan di luar negeri.
Semua umat dan bangsa selalu menanti.
Kiprah para kader NU yang mempunyai kompetensi.
Berbagai bidang bahkan di tentara dan polri.

GP. Ansor dan Fatayat NU.
Kader harapan kini dan sejak masa lampau.
Apalagi di masa depan terus perlu dipantau.
Pastikan produksi kader NU tanpa dihimbau.
Harus terus on position tidak lagi perlu ditinjau.

IPNU dan IPPNU kini.
Menjadi primadona tak tersaingi.
Penerus dan pengembang organisasi.
Para pelajar putra dan putri di negeri.
Perankan dengan ajukan berbagai-bagai strategi.
Di sekolah dan madrasah untuk membentengi.
Moralitas dan paham agama aswaja sebagai kendali.
Menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuri.

LP. Ma'arif NU kita.
Lebih diharap dari semua.
Perankan pengkaderan dengan berbagai matra.
Pendidikan unggul sesuai dengan kebutuhan bangsa.
Beri kontribusi indeks SDM Indonesia.
Dengan kemampuan sains, teknologi dan humaniora.
Semua harus berbasis agama berpaham aswaja.
Create segala yang mungkin bisa menyangga.
Kemampuan bahasa, Ma'arif Mart dan lainnya.
Cerdaskan bangsa dan sejahterakan semua.

Terimaksih Kiyai.
Beri masukan untuk ditindaklanjuti.
Apalagi jika kantor lp. Ma'arif, Ansor dan Fatauat selesai.
Dekat dengan organisasi induk NU ini.
Insyaallah semua smart lebih-lebih.
Semoga berhasil dengan baik dalam implementasi.
Menjadi kader NU di berbagai bidang sampai Presiden RI.

Surabaya, 25 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[27/4/2017 7:06 AM] Prof. Dr Abd Haris: PUASA,
Upaya Pertajam Rasa

Siyam atau puasa.
Sebagai usaha manusia.
Pertajam empati atau rasa.
Rasakan derita sesama manusia.
Lapar dan haus serta selalu mencegah.
Berkata dan berbuat yang tidak genah.
Apalagi melakukan ghibah pasti mencegah.
Supaya menjadi miniatur kehidupan yang mulia.
Berbuah iba kepada para fakir, miskin dan yatama.
Kepada siapa pun manusia yang menderita.
Agar peroleh ridla Allah Subhanahu wa ta'ala.
Bukan mencari keuntungan dan kemewahan dunia.

Puasa dimaknai.
Sebagai usaha manusiawi.
Menjadi media mendekat kepada ilahi.
Dengan tumbuhkan rasa di hati sanubari.
Rasa kasih sesama makhluk di bumi.
Menjadi seorang yang ideal dan terus meniti.
Jalan para Nabi, para wali dan para sufi.
Meniru akhlak mereka yang telah dirahmati.
Menjadi kekasih Dia dan selalu diberkati.
Semua makhluk di seantero langit dan bumi.
Bahkan malaikat, jin dan semua yang lain senang sekali.

Semoga kita bisa.
Kerjakan puasa sunnah.
Sebagai yang dicontohkan rasulillah.
Berharap kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Kabulkan menjadi manusia digdaya jiwa dan raga.
Sehat jasmani dan tentu sehat jiwa juga.
Terhindar dari gila pada tahta, harta, dan wanita.
Sehingga mati dalam keadaan khusnul khatimah.

Hari ini.
Mari kita coba mulai.
Puasa satu hari sampai nanti.
Biasakan dan menjadi sunnah sampai mati.
Jangan sampai ditunda-tunda lagi.

Semoga.

Bungurasih, 27 April 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[1/5/2017 5:06 AM] Prof. Dr Abd Haris: BURUH,
Semangat Jaga Etos Kerja.

Hari ini.
Diperingati pasti.
Hari buruh sedunia lagi.
Semangat bekerja dengan sejati.
Untuk kesejahteraan secara manusiawi.
Setidaknya kebutuhan pokok bisa terpenuhi.
Tidak ada kesenjangan yang sangat tinggi.
Antara majikan dan buruh pabrik serta buruh tani.

Buruh Indonesia.
Mesti harus berbeda.
Ikuti nilai-nilai Pancasila.
Selalu menjaga sebuah etika.
Dengan santun penuh marwah.
Supaya tuntutannya menjadi perhatian semua.
Terutama pejabat pemerintah pusat dan daerah.
Dengan berunding dan metoda musyawarah.
Bukan dengan desakan-desakan dan memaksa.
Harmonisme dan persaudaraan harus dijaga.
Supaya buruh peroleh simpati di desa dan kota.

Sesungguhnya.
Profesi buruh atau pekerja.
Sangat-sangat terhormat dan mulia.
Tuhan berkata 'bekerjalah sungguh aku juga pekerja'
Lihat dan cari di kitab suci Al Qur'an sana.
Pasti kita semua peroleh penguatan tiada tara.

Selamat hari buruh sedunia.
Bekerja dengan penuh cita-cita.
Sejahterahkan diri dan keluarga.
Menatap masa depan Indonesia.
Dengan penuh etos kerja.

Bungurasih, 01 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[2/5/2017 8:38 PM] Iaiq Muzayina: Mainkan Saja Peranmu, Tugasmu Hanya TAAT kan?!

Oleh : Salim A. Fillah

Ketika ijazah S1 sudah di tangan, teman temanmu yang lain sudah berpenghasilan, sedangkan kamu, dari pagi hingga malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi masa depan.
Mainkan saja peranmu, dan tak ada yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah rezeki-Nya.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika pasangan lain mengasuh bersama dalam cinta untuk buah hati, sedang kau terpisah jarak karena suatu sebab.
Mainkan saja peranmu, suatu hari percayalah bahwa Allah akan membersamai kalian kembali.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika nyatanya kondisi memaksamu untuk bekerja, meninggalkan buah hati yang tiap pagi melepas pergimu dengan tangis.
Mainkan saja peranmu, sambil memikirkan cara agar waktu bersamanya tetap berkualitas.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika katamu lelah ini seakan tiada habisnya, menjadi punggung padahal rusuk.
Mainkan saja peranmu, bukankah semata-mata mencari ridha Allah? Lelah yang Lillah, berujung maghfirah.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika belahan jiwa nyatanya bukan seperti imajinasimu dulu, mainkan saja peranmu, bukankah Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untukmu? Tetaplah berjalan bersama ridha-Nya dan ridhanya, untuk bahagia buah cinta.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika timbul iri pada mereka yang dalam hitungan dekat setelah pernikahannya langsung Allah beri anugerah kehamilan, sedangkan kau kini masih menanti titipan tersebut.
Mainkan saja peranmu dengan sebaik sebaiknya sambil tetap merayu Allah dalam sepertiga malam, menengadah mesra bersamanya.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika hari-hari masih sama dalam angka menanti, menanti suatu bahagia yang katamu bukan hanya untuk satu hari dan satu hati.
Mainkan saja peranmu sambil perbaiki diri semata-mata murni karena ketaatan pada-Nya hingga laksana Adam yang menanti Hawa di sisi.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ketika ribuan pasangan pengantin mengharapkan amanah Ilahi, membesarkan anak kebanggaan hati, dan kau kini membesarkan, mengasuh dan mendidik anak yang meski bukan dari rahimmu.
Mainkan saja peranmu, sebagai ibu untuk anak dari rahim saudarimu.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ibrahim, melaksanakan peran dari Allah untuk membawa istri dan anaknya ke padang yang kering. Kemudian, rencana Allah luar biasa, menjadikannya kisah penuh hikmah takdir manusia.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ayub yang nestapa adalah bagian dari hidupnya, dan kau dapati ia tetap mempesona, menjadikannya kisah sabar yang tanpa batas berujung surga.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Ya, taat. Bagai Nabiyullah lainnya. Berkacalah pada mereka, dan jejaki kisah ketaatannya, maka taat adalah cinta.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?

Taat yang dalam suka maupun tidak suka.
Taat yang bukan tanpa keluh, namun mengupayakan agar keluh menguap bersama doa-doa yang mengangkasa menjadikan kekuatan untuk tetap taat.

Mainkan saja peranmu, dalam taat kepada-Nya, dan karena-Nya.
[4/5/2017 5:33 AM] Prof. Dr Abd Haris: ASESOR,
Santun Berjiwa Besar

Sepenuh hati.
Kerja untuk memenuhi.
Panggilan hati nurani.
Tugas untuk mengabdi.
Akreditasi LKP, PKBM dan Pendidikan Anak Usia Dini.
Siap untuk ditugasi.
Desk, visitasi dan validasi.

Seringkali.
Melihat tidak sesuai.
Antara cita dan reality.
Sedikit resahkan hati.
Untuk sesali.
Namun kemudian kembali.
Ingat visi dan misi.
Sebagai asesor sejati.

Namun tetap saja.
Semua tugas lakukan dengan rela.
Sepenuh jiwa dan raga.
Gunakan semua tenaga.
Menilai asesi yang mulia.
Meski sering banyak kendala.
Beda yang tertulis dan yang nyata.
Mungkin saja ada yang berubah.

Bravo asesor kita.
Bekerja dengan sempurna.
Kerahkan semua yang dipunya.
Pikiran dan semua tenaga.
Demi tingkatkan kualita.
Pendidikan non formal kita.

Semoga.

Surabaya, 23 Nop 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[5/5/2017 1:44 AM] Prof. Dr Abd Haris: MALAM,
Kunci Keberhasilan

Di sepertiga terakhir malam.
Tuhan turun ke bumi dengan panggilan.
Kepada penduduk bumi seraya serukan.
Siapa yang memintak akan dikabulkan.
Sedang yang beristighfar akan diampunkan.
Gunakan dan manfaatkan jangan ditinggalkan.
Sinyal terbesar jaringan akan mudahkan.
Buka komunikasi dengan Dia secara instan.
Tanpa ditunda dan tanpa kelamaan.

Sering kali kita.
Berdo'a di malam buta.
Dengan berurai air mata.
Tuhan tidak tega.
Melihat hamba.
Langsung beri ijabah.
Semua permohonan lewat kata.
Dengan lega diterima.

Malam hari.
Banyak sinyal kuat dan tinggi.
Tanpa halangan lagi.
Membangun komunikasi.
Dengan Tuhan Yang Maha Kasih.
Semua permintaan diberi.

Mari kita.
Biasakan segera.
Waktu-waktu ijabah.
Untuk beribadah kepadaNya.
Bersyukur atas nikmat yang melimpah.
Nikmat iman dan semua pemberianNya.
Semoga bisa bertemu denganNya.
Dengan senang dan bahagia.

Malam.
Buka kesempatan.
Bangun sebuah jaringan.
Buat kesepakatan dan perjanjian.
MoU dengan Tuhan.

Bungurasih, 25 Nop 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[5/5/2017 2:34 AM] Prof. Dr Abd Haris: NU DAN ISLAM,
Media Untuk Dakwah

Sering kali lupa.
NU sebagai media dakwah.
Sampaikan ajakan tuntunan mulia.
Kepada seluruh umat manusia di dunia.
Terutama di Negara Republik Indonesia.
Agar menjaga tetap beragama dengan merdeka.
Tidak lagi dibawa kekuasaan penjajah.

Jangan lupa.
NU ikut dirikan Negara.
Berdasar Pancasila dan UUD 1945.
Semua menjadi sebuah media juga.
Untuk hidup bersama sebagai piagam madinah.
Perjanjian kita berbangsa dan bernegara.
Saling melindungi dan bekerja sama.
Dengan pemeluk agama yang sama dan dengan lainnya.
Menjamin kebebasan beragama dengan etika.
Tidak saling mencemooh dan menghina.

NU sebuah media.
Wadah perjuangan agama.
Islam dengan metoda Aswaja.
Paham yang dianggap mendekati sempurna.
Menjamin keselamatan dan kedamaian semua.
Bukan dengan ancaman dan celaan semata.
Paham moderat sebagai inti paradigma.
Bisa melakukan sesuatu untuk manusia.
Sesuai perkembangan di seluruh dunia.

Sekali lagi.
NU wadah perjuangan Islami.
Memberi jaminan beragama yang damai.
Tidak suka bertengkar justru melerai.
Mencari jalan tengah selalu serukan damai.
Sebagai visi dan misi Islam yang dibawa Nabi.
Selamat dunia sampai akhirat nanti.

NU kita.
Menjadi harapan semua.
Dengan sungguh-sungguh dakwah.
Untuk seluruh umat manusia di dunia.
Terutama di Negara Republik Indonesia.

Jangan lupa ya.....

Bungurasih, 05 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[5/5/2017 5:25 PM] Prof. Dr Abd Haris: AIR MATA CINTA,
Peringatan Maulid Rasulillah

Apakah karena ingat tetangga di negeri dzi salam sana.
Engkau deraikan air mata bercampur darah duka.

Ataukah karena hembusan angin terarah lurus dari jalan kadhimah.
Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham.

Kenapa kedua matamu tetap meneteskan air mata.
Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Dan kenapa hatimu senantiasa gundah gulana.
Padahal engkau telah menghiburnya.

Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka.
Bahwa api cinta telah ditutupi nyalanya.
Di antara tetesan air mata.
Dan hati yang terbakar membara.

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu.
Tak mungkin engkau mencucurkan air matamu.
Meratapi puing-puing kenangan masa lalu.
Berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

Bagaimana engkau dapat mengingkari cinta.
Sedangkan saksi adil telah menyaksikannya.
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara.

Oh...Muhammad Rasulillah.
Engkau dambaan hamba.
Cintaku selama-lamanya.

Bungurasih, 01 Jan 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi

Catatan.
Disadur dari terjemahan Burdah.
[6/5/2017 5:24 AM] Prof. Dr Abd Haris: HPNU,
Himpun Para Jawara Pengusaha

NU berbenah.
Himpun para pengusaha.
Himpunan Pengusaha NU namanya.
Semangat baru dengan sebuah paradigma.
Tumbuhkan gairah dan semangat wiraswasta.
Modal kekuatan ekonomi dengan mudah.
Menghimpun diri dengan sebuah wadah.
Di bawah panji NU sebagai lembaga.

HPNU berdiri.
Isyarat tumbuhkan mandiri.
Kekuatan di bidang ekonomi.
Bisa bangkitkan usaha dengan ciri-ciri.
Tidak tergantung pada sebuah strategi.
Sudah lama terkooptasi asing dan dalam negeri.
Selalu berusaha kecilkan NU dengan dikebiri.
Kebesaran usaha-usaha NU yang sudah berdiri.

Andai saja.
NU punya satu dua usaha.
Sebut saja NU MART di seluruh Indonesia.
Pasti NU akan terus menerus menjadi jaya.
Bukan selalu bangga menjadi budak para pengusaha.
Dengan dikadali dan ditipu dengan djberi sedekah.
Seolah-olah sudah dikasih sebuah surga.
Padahal obat matikan semangat baja.
Bangun usaha dengan sebuah etos kerja.
Himpun kekuatan NU yang sangat merajalela.

Ahk.....
Jangan surut lagi.
NU harus melakukan perbaikan ekonomi.
Dengan tumbuhkan usaha kecil dan besar mandiri.
Jangan hanya senang selalu saja diberi.
Padahal sebenarnya diberi sebuah obat mati.
Agar tidak bisa menciptakan paradigma berdikari.

Mari...
Cepat dan lari.
NU kembangkan ekonomi.
Siapa berani mengkebiri.
NU tidak akan peduli.
Tetap kembangkan nyali.

Bungurasih,  06 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[6/5/2017 11:59 AM] Prof. Dr Abd Haris: Prof. RIDWAN NASIR, MA.,
Enam Puluh Enam Tahun Sudah

Pak Ridwan biasa.
Orang memanggilnya.
Berwibawa.
Selalu menyapa.
Kepada siapa saja.
Tua atau pun muda.
Tidak memilih siapa.
Miskin atau kaya.

Dia suka ketawa.
Tidak biasa marah.
Dekat dengan siapa saja.
Orang pangkat atau orang biasa.

Meski Rektor kita.
Dia sering mengalah.
Untuk kebaikan lembaga.
Keutuhan bersama.
Memiliki emphati luar biasa.
Merasakan susah anak buah.
Teman dan tetangga.
Membela yang lemah.
Termasuk para janda-janda.
Apalagi yang masih muda.

Dia suka berdo'a.
Membaca istighasah.
Berjaga di malam buta.
Sendiri maupun berjama'ah.
Di Masjid atau di rumah.

Rektor kali yang kedua.
Di IAIN SA.
Pilihan dosen dan mahasiswa.
Karyawan ikut juga.
Sungguh sangat bangga.
Hampir semua memilihnya.
Nyaris sempurna.

Di tangannya semua.
Aktivis dan para pemuda.
Sangat dekat dengannya.
Bahkan menjadi pembela.
Sangat setia.

Direktur pascasarjana.
Empat tahun lamanya.
Membantu mahasiswa.
Selesaikan studi mereka.
Bahkan yang habis masa studinya.
Bahkan ada yang hutang padanya.
Pura-pura lupa.
Insyaallah sudah tidak masalah.
Dikhlaskan dianggap sedekah.

Banyak jasa.
Telah dilakukannya.
Di dunia akademika.
Pergaulan sesama.

Selamat Prof. Ridwan.
Bapak tetap teladan.
Para dosen dan karyawan.
Semoga umur panjang.
Berkah dan keselamatan.
Kini dan masa depan.
Tuhan selalu berikan.
Petunjuk dan kesehatan.
Sampai nanti dipanggil Tuhan.

Bungurasih, 06 Mei 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[7/5/2017 6:55 PM] Prof. Dr Abd Haris: ISLAM,
Misi Kedamaian dan Keselamatan

Musti.
Misi Islam terealisasi.
Menjamin kedamaian di bumi.
Keselamatan manusia tanpa henti.
Pertengkaran dan permusuhan dihindari.
Apalagi sesama pemeluk agama di negeri.
Jangan biarkan saling mencurigai.
Satu dan lainnya hanya karena tidak mengerti.
Apa sebenarnya dibalik semua yang terjadi.

Dulu nusantara.
Dijajah oleh Belanda.
Sebab kita mudah dipecah belah.
Sekarang juga masih sama saja.
Beda mereka yang menjadi penjajah.
Justru oleh para pialang yang ingin kuasa.
Meski sulit diterka dengan kata atau makna.
Jelas umat kita dibenturkan satu dan lainnya.
Biar tidak punya kekuatan membangun Indonesia.
Menjadi sangat-sangat lemah dan hina.

Wahai.
Para pemimpin kini.
Jangan terburu dengan emosi.
Biarkan mari kita mencari solusi.
Merangkul umat yang sudah cerai berai.
Tidak ada guna perjuangan dengan ciderai.
Ukhuwwah islamiyyah dan basyariyah ini.
Kita harus berhenti jangan saling olok sana sini.

Berhenti.
Jangan bertengkar berebut kursi.

Jangan.....

Bungurasih, 07 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[10/5/2017 3:22 AM] Prof. Dr Abd Haris: NOBEL,
Perlu Meski Hanya label

Penghargaan dunia.
Kepada orang Indonesia.
Belum peroleh juga anugerah.
Mengapa terlalu lama belum bisa.
Diskusi waktu beri kuliah kuliah di S3.
Di perguruan tinggi yang ternama UNISMA.

Ditengarai.
Kita belum percaya diri.
Masih saja percaya asal luar negeri.
Lihat saja pada realiatas sehari-hari.
Kehidupan bangsa tergantung sekali.
Pada label luar negeri yang dipunyai.

Segera.
Rubah mind set bangsa.
Bisa dengan kerja keras kita.
Penelitian di kampus mana saja.
Jangan asal meniliti karena dana.
Pilih yang mungkin berguna bagi manusia.
Pengembangan sains dan teknologi tepat guna.
Bisa saja bidang yang lain seperti sastra.
Beri kesempatan siapa yang punya himmah.
Menemukan yang baru dan belum pernah.
Ditemukan peneliti yang sebelumnya.
Birokrasi jangan asal gunakan dana.
Apalagi anggaran dari pemerintah.
Seleksi dengan sebuah metoda.
Biar penelitian ada hasil yang nyata.

Sekarang ini.
Harus segera dimulai.
Jangan ditunda-tunda lagi.
Penelitian  bukan hanya di perguruan tinggi.
Bisa di sekolah dan madrasah oleh siswa siswi.
Bahkan di pesantren oleh para santri.
Mungkin sekali oleh para kiyai.
Penelitian bisa dilakukan siapa saja asal ahli.

Jika saja.
Pola ini bisa.
Insyaallah kita.
Peroleh nobel ya..

Lihatlah saja.
Mesir dapat nobel sastra.
Mahfudz Najib jika tidak salah.
Sastrawan yang suka di warong kopi sana.
Begitu juga Abd al Salam bidang fisika.
Yunus bidang ekonomi yang sangat membela.
Kepentingan masyarakat dan rakyat jelata.

Mari kita mulai.
Membangun percaya diri.
Bukan hanya pandai kutip sana sini.
Copas dan copas serta copas lagi.
Biasakan meneliti dan menulis sendiri.

Percaya diri.
Pangkal peroleh sukses diri.
Al i'timadu 'alannafsi.
Asasun najahi.

Bungurasih, 22 Jan 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[10/5/2017 9:58 AM] Prof. Dr Abd Haris: JALAN LURUS,
Menuju Dia untuk Menghiba

Pasti.
Tidak ragu lagi.
Jalan-jalan yang dilalui.
Menuju Dia Yang Maha Mengerti.
Terus tidak pernah berhenti.
Sampai kembali ketemu lagi.
Pulang dari mana semua berasal mulai.

Hanya saja.
Tidak selalu bisa.
Konsisten terus berada.
Di jalan yang ditunjukiNya.
Meski sudah berkali-kali minta.
Dengan penuh menghiba padaNya.
Bahkan 17 kali diucapkan di masjid dan di mushalla.
Seringkali lupa bahkan menjadi alpha.
Sepertinya sudah jalan lurus kepada Dia.
Ternyata masih saja menjadi kalah.
Oleh godaan syetan atas nikmat dunia.
Bahkan oleh keinginan harta, tahta dan wanita.
Kemudian hidup menjadi sangat susah.

Oh...Tuhan Yang Maha Esa.
Tunjuki jalan lurus tanpa lupa.
Menuju kepadaMu tanpa jedah.
Terus bergerak cepat tanpa lelah.
Sampai bertemu dan bercengkeramah.
Hilangkan duka lara di hati hamba.
Bersatu tanpa pisah dengan kekasih beta.
Sebagai para sufi dan para aulia.

Mojokerto, 10 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[10/5/2017 6:45 PM] Prof. Dr Abd Haris: FOSIS AL-AFKAR,
Forum Studi Islam dan Sosial

Terkenang lagi.
Kajian Islam dan sosial pemuda pemudi.
Di rumah kediaman Desa Bungurasih.
Mulai bangkitkan untuk mempelajari.
Islam dan sosial juga masalah ekonomi.
Dengan sebuah pendekatan androgogi.
Semua peserta bisa memberi kontribusi.
Pandangan dan tafsiran yang bervariasi.
Aliran konstruktivisme bisa juga diikuti.
Peserta dapat mengkonstruk pengetahuan sendiri.
Dengan mengacu kepada kalam Ilahi dan hadis Nabi.

Seingat saya.
Sudah ada sejak lama.
Terutama diikuti oleh para mahasiswa.
Banyak juga para siswa SMP dan SMA/SMK.
Bebas saja memberi arah agar menjadi tercerah.
Sebagai bekal menghadapi hidup dimana-mana.
Kita tidak tahu apakah yang terlibat masih terasa.
Mengambil manfaat ilmu dan pengalaman berfaidah.
Semoga saja Allah menjadikan mereka hamba.
Sebagai yang diinginkanNya dalam ajaran agama.

Kini.
Sekarang ini.
Mulai gairah lagi.
Galakkan memahami.
Dengan mengaji dan diskusi.
Kajian Uslam yang bisa merahmati.
Untuk keselamatan dan kedamaian sejati.
Mulai dari dunia sampai akhirat nanti.
Semoga terus menjadi obor dan cahaya yang menerangi.
Hati dan akal serta seluruh badan jasmani.
Menerima cahaya petunjuk dan jalan meniti.
Hidup sebagai yang dicontohkan Nabi dan sufi.
Tidak tergoda apapun yang bisa jauhkan hati.
Dari selalu beribadah atau mengabdi.
Kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kasih.

Fosis Al Afkar.
Menjadi tempat ikhtiyar.
Mencerahkan dengan Islam yang mengakar.
Dalam peradaban dunia agar tidak jadi ingkar.

Semoga.
Semua peserta.
Menjadi para hamba.
Tergolong orang yang bertakwa.

Bungurasih, 10 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[11/5/2017 7:20 AM] Prof. Dr Abd Haris: R. MASMIRAH,
Dakwah Dengan Sedekah

Mbah Den ini.
Biasa dipanggil sebagai guru ngaji.
Dengan cara atau dengan metodologi.
Membaca dan terus mengulang-ulangi.
Dengan masa pembelajaran yang lama sekali.
Sehingga punya kompetensi mengaji.
Juga membentuk personality pribadi.
Sebagai yang diajarkan oleh para nabi dan sufi.
Semua bisa terbukti dengan pribadi para alumni.
Mereka berguna dan banyak yang menjadi bu nyai.

Selain guru ngaji.
Mbah Den juga sangat piawai.
Berdakwah ke tetatangga kanan kiri.
Dengan menggunakan sebuah strategi.
Dakwah dengan pendekatan sedekah pribadi.
Mbah Den sangat suka memberi.
Kepada siapa saja terutama yang menjadi.
Sasaran dakwah direncana dengan baik sekali.
Mereka diberi sedekah sebelum didatangi.
Biasanya membuat bongko yang dicampur dengan roti.
Makanan yang sangat nikmat sekali.
Apalagi belum banyak orang the have seperti sekarang ini.
Dakwah berhasil dengan tanpa resistensi.
Justru semua menyambut dengan senang hati.

Seharusnya sejarah para leluhur perlu dikaji.
Waktu haul selamatan peringatan setahun sekali.
Menjadi sebuah i'tibar yang perlu diresapi.
Dilanjutkan menjadi salah satu tradisi.
Sunnah yang bisa menyambung misi.
Dakwah dengan cara elegan dan penuh isi.

Pelajaran luar biasa.
Bisa membuat paradigma.
Dakwah Islam dengan sebuah metoda.
Sampaikan misi agama tanpa huru hara.
Apalagi pasti terhindar mencela siapa saja.
Dengan teduh, damai dan sentosa.
Tidak mengkafirkan dan tidak sering berkata salah.
Justru penguatan dan mengintegrasikan dalam budaya.
Berhasil menarik simpati semua manusia.
Sesuai konsep dakwah dengan hikmah.

Mbah Den diperingati.
Bersama dengan Kiyai Zayadi.
Keluarga dan sanak famili.
Berkumpul dan mentahlili.
Semoga bisa berarti.
Bagi penerus nanti.

Kalanganyar, 11 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[11/5/2017 4:26 PM] Prof. Dr Abd Haris: NAMIRA,
Masjid Lamongan Bak di Madinah.

Baru kali ini.
Masuk masjid megah sekali.
Serasa bernuansa berada di masjid nabawiy.
Beraroma penuh dengan wewangi.
Karpet-karpet apik seperti dibeli di Turky.
Sungguh sangat terasa menyenangkan hati.

Tidak kuduga.
Lamongan ternyata bisa.
Membangun masjid skala dunia.
Meski kanan dan kiri berupa sawah.
Tapi tetap saja terasa di tengah kota.
Bahkan lebih nyaman daripada masjid di Surabaya.
Lebih nyaman dan pasti lebih Indah.
Terpesona dan sekaligus hati tergoda.
Semoga bisa membuat masjid dan sekolah.
Lebih Indah dan lebih berguna untuk cetak sdm bangsa.

Andai bisa.
Bikin masjid segera.
Dikelilingi sekolah dan madrasah.
Perpustakaan digital dan yang biasa.
Aku curahkan pikiran dan seluruh tenaga.
Menyongsong kembali kepada Tuhan Yang Esa.
Dengan tentram dan insyaallah bahagia.

Pasti.
Masjid yang kubangun nanti.
Kuberi nama Masjid Al Haris Al Muhasibi.
Sebagai kenangan bagi tokoh yang sering berpuisi.
Dengan Gita hidup yang penuh teka teki.
Akh kapan ya............ terealisasi.
Mungkin menunggu uluran tangan para muzakki.

Terasa indah.
Salat di masjid namira.
Semoga yang lain juga sama.

Lamongan, 11 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[11/5/2017 8:27 PM] Prof. Dr Abd Haris: NISHFU SYA'BAN,
Tengah Bulan Jelang Ramadlan

Nishfu Sya'ban.
Menjadi sebuah perhatian.
Umat dengan berbagai amalan.
Membaca yasin dan beberapa wiridan.
Memohon ampunan kepada Tuhan.
Atas semua dosa-dosa dan kesalahan.
Sebagai perhitungan amal penutupan.
Pembukaan buku untuk setahun ke depan.
Dengan penuh goresan dan catatan.
Baik dan buruk semua sudah terekam.

Mulai saja.
Malam nishfu sya'ban bersama.
Memohon dengan duduk menghiba.
Supaya semua dosa-dosa dan salah.
Dihapus atau ditutup oleh Yang Maha Kuasa.
Menjadi bersih bak bayi yang baru usia.

Ya Allah.
Tuhan Yang Maha Esa.
Segala hal dan nasib manusia.
Semua digenggamanMu semata.
Sebagai yang Engkau seru kapan saja.
Agar berhati-hati bicara dan melangkah.
Mengikuti perintah dan petunjuk agama.
Selalu menghitung diri dan muhasabah.
Menyadari banyak salah dan dosa-dosa.
Tidak punya sedikit pun sebuah kuasa.
Tapi tetap saja kami selalu nisyan atau lupa.
Bahkan sering kali bangga dan merasa.
Tidak pernah berbuat khilaf dan salah.
Sungguh benar kami manusia ini jahula.
Bodoh dengan penuh diperdaya.
Oleh nafsu syetan yang selalu menggoda.
Jauhi Engkau Yang Maha Tahu segala.
Hindari perasaan pengakuan yang sebenarnya.
Penuh aib dan penuh kekurangan jauh dari sempurna.

Ya Allah.
Kami akui semua.
Khilaf dan segala salah.
Ampuni semua tanpa sisa.
Agar kami bisa tegap melangkah.
Menuju jalan lurus yang Engkau tunjukinya.
Bisa sampai keharibaanMu dengan lega.
Bertemu dan berbincang sebagai hamba.
MelihatMu sebagai pelipur lara.
Engkau rela kepada kami yang berlumur dosa.
Jangan tinggalkan kami selama-lamanya.

Lamongan, 11 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[11/5/2017 9:46 PM] Prof. Dr Abd Haris: ALKHIDMAH,
Persekutuan Pecinta Tuhan

Perseketuan.
Pengikut pecinta Tuhan.
Dengan jumlah tidak karuan.
Berkhidmat untuk sebuah pelayanan.
Dengan buat kegiatan kerohanian.
Membaca kalimat-kalimat ketauhidan.
Salawatan dan juga manakiban.
Sejarah hidup al Jilani sebagai tauladan.

Malam ini.
Kusaksikan lagi.
Berkumpul di acara haul kiyai Zayadi.
Alkhidmah lakukan kegiatan dan dominasi.
Mengisi acara dengan tambah seni.
Baca dengan suara nyaring bak bernyanyi.
Menggetarkan dan menggugah hati.
Seperti ekstasi para pencari jalan sufi.
Perasaan haru bercampur rindu ilahi.
Serasa ingin berdendang menari seperti Rumi.
Berputar-putar mengelilingi dan tak sadar diri.
Oh..... aku ingin melompat mencari-mencari.
Suara tinggi sebuah kalimat ekstasi.
Fana dan baqa selalu berganti-ganti.

Oh......... hiiii.....
Teringat syekh al Haqqani.
Bergandeng tangan dengan rapatkan jari jemari.
Tidak bisa lagi dipisah gila dan gila Ilahi.
Hilang dan tidak sadarkan diri semua pergi.
Hanya Dia............
Dia dan hanya Dia saja sendiri.
Akh...............

Inikah rasa rindu Kekasih.
Dia Yang Tercinta tidak terganti.
Seni bawa hamba mabuk sampai mati.
Bak laron-laron terbakar hilang jati diri.
Mencari cahaya dan korbankan diri.
Demi Sang Kekasih.......

Kalanganyar, 11 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[14/5/2017 3:50 PM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI ZAYADI,
Pribadi yang Rendah Hati

Sebuah pribadi.
Penuh pesona personality.
Sederhana dan berprilaku terpuji.
Berhati-hati dan sangat teliti.
Menarik untuk dikaji dan patut diikuti.
Pribadi seorang kiyai yang selalu dihormati.
Mampu integrasikan ilmu dan sikap wira'i.

Kiyai Zayadi.
Mengajar ngaji sampai mati.
Di musholla yang dibangun sendiri.
Sikap pribadi berdikari dan sangat mandiri.
Mencangkul sawah untuk bertani.
Melayani masyarakat tanpa peduli.
Miskin atau kaya diladeni.
Pendiam dan berkata jarang sekali.
Tidak pernah mengumbar janji.
Jika berjanji pasti dipenuhi.

Kiyai Zayadi.
Ulama pewaris nabi.
Sangat amanah dan nuhuni.
Tidak pernah ingkar janji.
Apa yang dikatakan pasti dijalani.
Satunya kata dan perbuatan sendiri.
Selalu berusaha untuk tidak menyakiti.
Pilih diam meski bisa ngladeni.

Kiyai Zayadi.
Sangat menginspirasi.
Semua murid sampai kini.
Masyarakat umum terutama famili.
Mereka mengenang terus sampai nanti.
Menjadi tauladan tokoh yang rendah hati.
Mudah-mudahan orang yang menziarahi.
Mendapat berkah dan bisa mengikuti.
Berprilaku baik sebagai yang dijalani.
Bertemu di akhirat di hadapan Ilahi Rabbi.

Semoga kami.
Cucu dan cicit sendiri.
Bisa berusaha terus meneladani.
Menjadi pewaris para nabi.
Berjuang seperti Kiyai Zayadi.

Kalanganyar, 11 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[15/5/2017 7:54 AM] Prof. Dr Abd Haris: NEGARA,
Musti Berbasis Maslahah

Mungkin salah kaprah.
Pemerintah belum sepenuhnya.
Letakkan basis pondasi maslahah.
Menjadi landasan kerja aparat semua.
Tasharruful imami alrra'iyyati manutun bil maslahah.
Penggunaan kewenangan pemimpin Negara.
Harus didasarkan kemaslahatan rakyatnya.
Tidak untuk mereka yang separtai saja.
Apalagi berbasis kelompok dan keluarga.

Andai dasar ini bisa.
Dilakukan presiden sampai kepala daerah.
Pemimpin-pemimpin yang lainnya juga ya.
Pasti menjadi sebuah paradigma sejahtera.
Kedepankan kepentingan rakyat jelata.
Terutama kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda.
Makan dan minum sekalian kebutuhan rumah.
Pasti penyelenggara Negara diapresiasi semua.

Kini lain lagi.
Kudengar tangis jeritan hati.
Listrik naik dan pajak juga tinggi.
Tidak pernah dengar evaluasi dari DPR RI.
Mungkin dianggap tidak urusan dan tidak peduli.
Rakyat kecil tidak diperlukan suara lagi.
Masih lama pemilu dan mereka juga bisa dibeli.
Dengan uang pembeli suara yang sudah terjadi.
Mungkin juga yang ada di pikiran gubernur, wali kota dan bupati.
Bahkan para kepala desa atau yang biasa disebut petinggi.

Maaf sekali.
Ini yang kudapat dari mengaji.
Al Asybah wa annadzair dasar usul fikih.
Meski sudah lama sekali tapi masih ingat sekali.
Relevan dengan keadaan yang terjadi kini.
Semoga bisa berguna dan manfaati.
Terutama untuk membangun sebuah negeri.
Baldatun thaiyyibatun wa rabbun ghofuri.
Negara sejahtera Tuhan selalu mengampuni.

Imam atau pemimpin kita.
Jangan hanya wacana romantika.
Membuat citra dengan polesan belaka.
Ciptakan kerja nyata hindari ancaman semata-mata.
Jangan mudah percaya laporan penjilat cari muka.
Cek dan datangi seperti Umar seorang Khalifah.
Menangis dan dengarkan gita derita jelata.
Jangan takut kehilangan sebuah wibawa.

Jika tulus untuk mereka yang menderita.
Allah SWT pasti membela dengan rekadaya.
Jangan kuatir dan jangan resah biasa saja.
Gunakan kuasa untuk melakukan dan membela.
Kepentingan rakyat mayoritas dengan niat di dada.
Ciptakan damai dan hidup selamat sentosa.
Akhir hidup insyaallah husnul khatimah.

Surabaya, 15 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[17/5/2017 8:35 AM] Prof. Dr Abd Haris: KERJA DAN DO'A,
Meraih Selamat dan Bahagia

Biasa setiap hari.
Usai salat subuh waktu pagi.
Baca wirid sebagai yang diajarkan Nabi.
Berdo'a bersama dengan suara lirih.
Mohon ampun dan selamat untuk semua dan diri.
Membaca surat yasin dan asma'ul husna satu kali.
Melepas pakaian dan baju celana berganti.
Bekerja membersihkan apa saja di rumah sendiri.
Sambil menunggu kehadiran sang mentari.
Menyambut dengan bersyukur kepada Ilahi Rabbi.
Atas pemberian yang tidak terhitung sama sekali.

Meski hari-hari penuh teka teki.
Hidup harus tetap menjaga dengan nuansa religi.
Melihat hiruk pikuk problem politik dan ekonomi.
Bersuara dengan tuliskan ide-ide dalam puisi.
Memproduksi pikiran dan tindakan sebagai kontribusi.
Kepada nusa bangsa dan negeri.
Menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuri.
Negara yang baik dan Tuhan selalu ampuni.

Seringkali kita.
Menyimak berbagai berita.
Semua sedih dan sangat resah.
Mengapa Negara dan bangsa Indonesia.
Belum juga menjadi Negara adidaya.
Menjadi bangsa yang sejahtera.
Masih saja mengorbankan rakyat jelata.
Kita sangat mudah sekali diadu domba.
Siapa sesungguhnya kita semua.
Apakah bangsa yang memang suka dijajah.
Menjual harga diri pada manca Negara.
Merekalah yang nanti akan berkuasa selamanya.
Bangsa ini akan menjadi porak poranda.

Mari kita.
Bekerja dan berdo'a.
Membuat kerangka ibadah.
Tidak memisahkan keduanya.
Wirid yang kita baca juga untuk Negara.
Do'a yang kita unggah juga untuk bangsa.
Tangisan air mata menghiba juga untuk nusa.

Bekerja dan berdo'a bukan hanya untuk diri semata.
Semua untuk kebahagiaan bangsa dan negara.
Lupakan dendam dan luka lama.
Mari kita rajut kembali kehidupan bangsa.
Menjadi bangsa religius berdasar Pancasila.

Bungurasih, 03 Peb 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[17/5/2017 4:03 PM] Prof. Dr Abd Haris: PANOYO,
PNS Gemar Sodakoh

Kemaren hari.
Bertemu seorang pribadi.
Guru negeri bak Umar Bakri.
Menarik hati untuk dicontoh dan dikaji.
Punya program mengaji sebulan sekali.
Sebagai realisasi rasa peduli manusiawi.

Terus terang saja.
Pak Panoyo punyak akhlak mulia.
Bisa memberi lima kilo gram beras dan lainnya.
Uang kontan lima ribu rupiah kepada para peserta.
Sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas nikmat yang selalu melimpah ruah.
Meski guru SMA tapi punya tanah dimana-mana.

Bayangkan saja.
Berapa uang yang dikeluarkan sebagai sedekah.
Jika peserta mengaji sampai dua ratus jumlahnya.
Pasti banyak uang yang mengalir kepada mereka.
Para fakir dan miskin serta para yatama.
Pasti sesuai dengan Firman Allah SWT.
Wa ma anfaqtum min syain fa huwa yukhlifuhu... ya.
Apa saja yang kalian infakkan pasti diganti oleh Dia.

Semoga.
Pak Panoyo terus menjaga.
Pribadi dengan ciri sering sedekah.
Kepada mereka para orang yanh dlu'afa dimana-mana.

Surabaya, 17 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[18/5/2017 6:59 AM] Prof. Dr Abd Haris: HARKITNAS,
Bangkitkan SDM Bermutu Tinggi

20 Mei.
Kita peringati.
Kebangkitan Nasional lagi.
Mengenang gerakan peduli.
Bangsa dan negeri.
Bangkit untuk mandiri.
Mengatur sendiri.
Tanah tumpah moyang ini.
Enyahkan penjajah tak tahu diri.
Dari Ibu Pertiwi.

Kebangkitan pasti.
Membawa pikiran jernih.
Mengajak pemuda dan pemudi.
Bangkit dari tidur tanpa henti.
Asah akal jernihkan hati nurani.
Pacu dengan motivasi.
Isi kemerdekaan negeri.
Dengan ragam kegiatan terpuji.

Mari mulai.
Bangkitkan diri sendiri.
Bangun kreasi.
Penuh motivasi.
Majukan pendidikan kini.
Kesehatan dan ekonomi.
Cipta teknologi.
Dengan visi dan misi.
Indonesia menjadi negeri.
Berdaulat dari semua segi.
Tidak ada yang bisa saingi.
Negeri toto tentrem loh jinawi.

Kini.
Siapkan SDM pemuda dan pemudi.
Mulai PAUD melalui IGRA, ABA dan HIMPAUDI.
PNF yang beragam sekali.
LKP, PKBM dan mungkin ada lagi.
Sekolah dan madrasah apalagi.
Menuju cita nan abadi.
Indonesia maju sekali.

Andai saja bisa.
Kita realisasikan cita.
Indonesia menjadi adidaya.
Ciptakan negara berbudaya.
Dengan segala Bhenneka.
Pasti mampu saingi Amerika.
Cina dan negara-negara Eropa.

BAP PAUD dan PNF kita.
Punya peran utama.
Bangkitkan bangsa.
Dengan dorong semua.
Tingkatkan kualita.
Berikan norma-norma.
Nilai dengan seksama.
Dirikan pokja.
Dorong dikmas seksama.
Melayani pendidikan apa saja.
Asal dengan tujuan sama.
Majukan bangsa dan negara.
Menuju Indonesia nan jaya.

Selamat Harkitnas.
Mengenang jasa semua.
Pahlawan bangsa yang mulia.
Menuju Indonesia adidaya.

Jakarta, 20 Mei 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[18/5/2017 4:37 PM] Prof. Dr Abd Haris: SUKSES,
Mudah dan Terus Berproses

Mungkin saja.
Orang melihat manusia.
Sukses sebab banyak harta.
Boleh jadi pintar sebagai akademika.
Lebih menarik sebagai pengusaha muda.
Bisa juga berperan menjadi bintang ternama.
Dan seterusnya dan seterusnya.

Sebab itu banyak sekali.
Orang berusaha berkali-kali.
Membanting tulang kerja mulai pagi.
Bahkan bisa saja lupa sanak famili.
Terus mengejar dan berusaha wujudkan obsesi.
Menjadi orang ternama peroleh puja dan puji.
Perhatian orang akan tertuju dan dikagumi.
Oh....orang ini memang hebat sekali.
Ini yang dikejar dan terus menerus dicari.
Bahkan kadang sampai lupa diri.
Merasa hebat dan paling unggul sendiri.

Semya bisa terjadi.
Mungkin saja tekanan yang bertubi-tubi.
Ego yang jauh di dalam tanpa diketahui.
Justru jauhkan sukses dan hanya manipulasi.
Menjauhi dunia realitas yang sulit dihindari.

Formula sederhana.
Ternyata tidak perlu banyak biaya.
Sukses itu mudah didapat manusia.
Bersyukur kepada Yang Esa dan sesama.
Terus bersikap apa adanya tidak perlu rekayasa.
Pasrah pembagian tanpa mencari perkalian saja.
Dengan rumus aksioma matematika.
Pasti sukses dan akan terus melimpah ruah.
Berhasil menjadi manusia bahagia dan berguna.
Tampil biasa tanpa topeng yang direka-reka.
Menjadi manusia autentik dan terus mengada.
Baca kata para filsuf, para sufi dan para aulia.
Sukses itu mudah jadilah manusia biasa kata mereka.
Asal hati dan akal menjadi seirama.
Arahkan semua yang ada untuk dekat padaNya.
Sukses hidup dan tidak takut menjadi apa saja.

Bungurasih, 18 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[19/5/2017 4:37 AM] Prof. Dr Abd Haris: GUS KAHAR,
Matikan Keinginan Maka Jadi Rebutan

Beberapa kali.
Bertemu dengan sufi.
Selalu saja menginspirasi.
Gus Kahar diantara yang kuingat sekali.
Seorang yang aneh punya semangat tinggi.
Mendekat dan mengabdi kepada Ilahi.

Suatu kali.
Dia bisa menasihati.
Jika orang sudah tidak lagi.
Punya keinginan jabatan tinggi.
Justru mereka akan selalu dimintai.
Untuk bisa menerima dan ditawari.
Peroleh hikmah yang selalu dicari-cari.
Ini yang biasa justru sulit terjadi.
Semua orang hampir berpikir kontradiksi.

Gus Kahar sudah.
Di alam yang berbeda.
Mungkin masih bisa singga.
Di hati para kolega dan keluarga.
Beri inspirasi yang sulit diduga siapa saja.
Sebab dia telah bersemayam di alam barzah.
Tapi semangat dan ajarannya masih di dada.
Semoga menjadi pengingat siapa saja.

Matikan keinginan.
Engkau akan menjadi rebutan.
Bukan sebaliknya justru menjadi  hayalan.

Lamongan, 19 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[19/5/2017 3:44 PM] Prof. Dr Abd Haris: IDNU,
Ikatan Dosen NU

Respon luar biasa.
Dosen NU dimana-mana.
Di perguruan tinggi negeri dan swasta.
Mengikat diri dalam organisasi dengan nama.
Ikatan Dosen Nahdlatul Ulama.
Lebih sebagai wadah profesi yang sama.
Tenaga pendidik di perguruan tinggi di mana-mana.
Di dalam maupun di luar Indonesia.

Organisasi ini.
Sangat bermakna sekali.
Wadah untuk pengembangan diri.
Perjuangkan ide-ide untuk kemajuan negeri.
Nusa dan bangsa dalam wadah NKRI.
Selalu munculkan kreatifitas dalam diskusi.
Mungkin saja menghimpun para peneliti.
Dengan saling membantu dan memfasilitasi.
Menjadi komponen bangsa banyak kontribusi.
Ide-ide besar pembangunan Indonesia yang Islami.
Revolusi mental dan percepatan dengan strategi.
Menuju bangsa dan Negara yang unggul sekali.

Andai saja.
IDNU bisa berkiprah.
Dengan segala kemampuan anggota.
Menjadi representasi para cendikia.
Mereka yang mempunyai paham aswaja.
Dengan penuh percaya berguna bagi nusa bangsa.
Memajukan pembangunan Negara Indonesia.
Pasti akan sangat bermakna dan berguna.
Representasi wajah NU di pendidikan tinggi ternama.

Selamat.
Kelahiran IDNU penuh berkat.
Berguna bagi kebanyakan masyarakat.

Surabaya, 19 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[21/5/2017 7:31 PM] Prof. Dr Abd Haris: DIALOG SEPI,
KH. M. Ya'kub dan Sang Putri

Malam sepi.
Rif'atul Choiriyah sang putri.
Anak KH. M. Ya'kub pertama kali.
Menunggu kiyai bersama adik Nur As'adi.

Sang Putri membaca.
Isyarat membawa rasa duka.
Kiyai tampak ingin sekali bicara.
Namun kiyai tidak lagi mampu mengucap kata.
Hanya pandangan kepada putri satu-satunya.
Entah apa yang hendak disampaikan kepadanya.
Sang putri merangkul sang ayah.
Dengan perasaan sangat gundah gulana.
Tampak kiyai ingin berpamit tinggalkan dunia.
Pesan isyarat kepada anak pertama.

Jaga agama teruskan perjuangan abah.
Nenek moyang kita bervisi dan bermisi dakwah.
Setidaknya menjadi guru mengaji di mushalla.
Berjihad di jalan Allah Subhanahu wa ta'ala.
Bersedekah kepada fakir dan yatama.
Bantu mereka yang hidupnya susah.
Jalin silaturrahim dan baik dengan tetangga.
Jangan sampai berhenti mengabdi untuk bangsa.
Jaga lupa dan urus dengan baik keluarga.
Didik anak-anakmu dengan penuh etika.
Bantu mereka menjadi orang-orang yang berguna.
Agar keluargamu selamat dari ancaman nereka.

Meski dialog sepi.
Kiyai dan putri mengerti.
Bak dialog Fathimah dengan Nabi.
Sungguh membawa pesan-pesan berarti.
Menata diri menghadapi spikulasi.
Hidup dengan tantangan dan godaan kanan kiri.

Sang putri menangis lagi.
Yakin kiyai akan kembali kehadirat ilahi.
Tahu juga musibah ini tidak mungkin dihindari.
Tinggal pasrah apa pun yang akan terjadi.

Ternyata.
Benar adanya.
Kiyai mengucap dengan nafas di dada.
Keyakinan yang telah dipegang seumur hidupnya.
Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa.
Dan Muhammad adalah Rasulillah.
Kemudian hembuskan nafas terakhinya.
Kiyai kembali pulang selama-lamanya.

Sang putri.
Menangis dengan air mata di pipi.
Ditinggal kiyai ayah kandungnya sendiri.
Kemudian menelpon sang suami.
Dengan suara terbata-bara dan sangat hati-hati.

Sesungguhnya kita semua milikNya.
Dan sesungguhnya kita juga akan kembali kepadaNya.

Lamongan, 20 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/5/2017 10:55 AM] Prof. Dr Abd Haris: LIRBOYO,
Selamat Gus Reza AL-Mahrusiyah

Pesantren di Kediri.
Sangat terkenal sekali.
Luluskan beribu-ribu kiyai.
Kiyai mahrus dan dzurriyah kini.
Lanjutkan dengan berbagai dirikan institusi.
Mulai TK sampai perguruan tinggi.
Pesantren dengan dasar pola islami.

Hari ini mereka.
Haflah akhirussunnah.
Dengan kegiatan yang memah.
Aku hadir diundang oleh Gus Reza.
Saksikan muwadda'ah dan memberi ceramah.
Penghormatan yang sangat luar biasa.
Semoga saling mengenal ide-ide dan jadi himmah.
Membangun jejaring tingkatkan kualita.
Menjadi pendidikan yang bertaraf dunia.
Dengan berbagai upaya dan usaha.
Bukan hanya Madrasah Aliyah tapi juga SMK.
Mungkin kedepan cetak kiyai dan pengusaha.
Menjadi penguasa kaya Raya di Indonesia.
Bahagia di dunia dan nanti di akhirat masuk surga.

Lebih dari semua.
Allah menjamin kepada siapa saja.
Orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya.
Dengan indikasi selalu taat beragama.
Mempunyai kompetensi dengan akhlak mulia.
Berusaha dengan keras dan beretos kerja.
Mampu bersaing denga Cina dan Amerika.

Kudengarkan dari panitia.
Mereka para santri banyak yang hafal alfiyah.
Banyak yang hafal al Qur'an bukan hanya juz 'amma.
Luar biasa menjadi harapan nusa dan bangsa.
Pendidikan pesantren dengan panorama.
Para calon ulama sekaligus calon pengusaha.
Sangat mungkin diantara mereka menjadi Presiden Indonesia.

Gus Reza.
Selamat sentosa untuk anda.
Untuk al Mahrusiyah dan keluarga.
Semoga terus menjadi garda depan bangsa.
Membangun SDM dengan multi talenta.

Kediri, 22 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[23/5/2017 5:44 AM] Prof. Dr Abd Haris: IKA PMII,
Soliditas Membangun Negeri

Tumpukan harapan.
Membangun kekeluargaan.
Menyatukan visi dan misi perjuangan.
Melanjutkan perjuangan pergerakan.
Tangan terkepal dan maju hadapi tantangan.

Meski tidak terhitung lagi.
Alumni PMII berkiprah di berbagai segi.
Menjadi wali kota dan menjadi bupati.
Anggota dewan daerah dan pusat negeri.
Berkarir menjadi top di berbagai profesi.
Tetap saja Alumni PMII harus siapkan diri.
Menjadi para penghulu di negeri.
Sedikit saja segera akan menjadi Presiden RI.
bukan hanya sekedar ambisi tapi untuk melerai.
Problem yang begitu banyak mengkuatirkan hati.

Siapa saja.
Tidak perlu menelangsa.
Mari beri kontribusi pada Negara.
Dapat lakukan apa saja yang bisa.
Memberi faidah dan memberi makna.

Bayangkan sudah.
Para pengurus IKA PMII bisa.
Menata dan berusaha distribusi kader mereka.
Bisa berkiprah dengan sangat bermakna.
Bukan hanya bisa kenduri dan mencela saja.
Membangun Indonesia bermartabat di dunia.

Semoga saja.
IKA PMII kita segera.
Merubah arah dan langkah.
Menjadi organisasi yang berguna.
Jangan hanya mikir yang kecil-kecil belaka.

Malu akh...............

Bungurasih, 08 Des 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[23/5/2017 7:57 AM] Prof. Dr Abd Haris: SELAMAT JALAN,
Pesan Guru SD/MI Kepada Siswa

Hari ini.
Kita sudah usai.
Jalankan tugas memberi.
Bimbingan dan semua nilai-nilai.
Akhlak mulia dan segala yang terperi.
Bekal hidup masa depan yang panjang sekali.
Menghadapi berbagai cabaran dan kendala yang merintangi.
Supaya kalian bisa memahami dan menghadapi.
Dengan keteguhan dan kesabaran hati.

Wahai para siswa.
Kalian sudah kami didik dengan agama.
Sudah kami biasakan dengan akhlak mulia.
Enam tahun sudah kalian hidup bersama.
Kalian tempuh pendidikan tanpa keluh kesah.
Dengan segala harapan yang kalian damba.
Kami para guru sudah berusaha sekuat tenaga.
Membimbing kalian agar menjadi orang berguna.
Bagi orang tua, nusa, bangsa dan Negara.

Hari ini.
Kalian akan tinggalkan kami.
Melangkahkan kaki berjalan dari sini.
Lanjutkan studi di berbagai institusi.
Meraih cita-cita dan harapan yang tinggi.
Menjadi seorang yang punya kompetensi.
Mungkin kalian nanti menjadi guru seperti kami.
Menguras tenaga dan pikiran untuk siswa-siswi.
Boleh jadi menjadi dokter dan profesi lain lagi.
Tidak mustahil bahkan menjadi presiden RI.

Hanya pesan kami.
Jadilah manusia yang selalu memberi.
Manfaat dan faidah kepada siapa saja tanpa peduli.
Siapkan diri kalian untuk selalu sedia mengabdi.
Usahalah memberi kontribusi dengan sepenuh hati.
Jangan hitung apa yang kalian sudah beri.
Terus dan terus selalu menjadi pemberi.
Tidak perlu mengungkit jasa yang sudah terjadi.
Pasrahkan semua amalmu kepada ilahi rabbi.
Dia saja tempat harapan dan cita yang kalian cari.

Selamat jalan para siswa.
Tempuhlah apa saja yang kalian cita.
Jangan pernah sekalipun menyerah.
Hadapi saja apapun rintangan yang kalian jumpa.
Ucapkan la haula wa la quwwata illa billah.
Langkahkan kaki kalian dengan membaca basmalah.
Allah akan bimbing kalian dengan segala daya.

Sekali lagi.
Kami hanya bisa ucapkan ini.
Selamat jalan siswa siswi sampai nanti.

Bungurasih, 23 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[23/5/2017 10:14 PM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI ASRORI,
Guru Spiritual Para Sufi

Sekali waktu.
Kami datang bertamu.
Duduk di kursi bersama beliau.
Mengejutkan hati baru sekali bertemu.
Kiyai Asrori memanggil-manggil namaku.
Aku tersipu malu sebab yang lain duduk bersimpuh.
Di bawah lantai dan terus menunggu.
Fatwa guru dan nasihat-nasihat yang perlu.

Berbincang lama.
Tentang berbagai masalah.
Kritik-kritik tajam tentang aparat Negara.
Amar ma'ruf nahi mungkar musti ada.
Penyebaran agama terus diungkap mudah.
Perlunya perguruan tinggi di al Fithrah.
Mendidik para santri menjadi orang tua.
Kata dan perbuatan menjadi rujukan bersama.
Masyarakat dan khalayak berbagai tingkatannya.
Menjadi seorang yang bermanfaat dan berguna.
Berkiprah untuk nusa, bangsa dan Negara.
Inilah mula dirikan STIU Al Fithrah di Surabaya.

Kiyai Asrori.
Sangat mumpuni.
Ilmu dan perbuatan serasi.
Satunya kata dan prilaku sendiri.
Tidak mencerminkan kontradiksi.

Mengenangnya.
Sosok kiyai yang mulia.
Tidak perlu jabatan apa-apa.
Justru presiden datang ke rumah.
Memang dia tidak perlu meminta-minta.
Tidak juga gelar yang justru merendahkannya.
Meski menulis kitab-kitab dengan bahasa Arab fusha.
Tetap saja gelar kiyai sudah lebih dari lainnya.

Semoga.
Kiyai Asrori di sisiNya.
Terus mengalir segala pahala.
Semua amal yang baik dan jariyah.
Murid dan pengikut al Khidmah mendoakannya.
Terus tanpa berhenti dan tanpa jedah.

Bungurasih, 23 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[25/5/2017 12:55 PM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 1,
Bulan Penuh Berkah dan Ampunan

Esok atau lusa.
Kita masuk bulan puasa.
Bulan ampunan penuh berkah.
Semua kaki tangan syetan tidak kuasa.
Dirantai dan diborgol bak masuk penjara.
Tertutup sudah pintu-pintu maksiyat manusia.
Gerbang tobat terbuka lebar selebar dunia.

Jangankan mengaji.
Tidur pun ibadah yang bernilai.
Sungguh sangat-sangat berarti sekali.
Saat bulan puasa sepanjang malam dan siang hari.
Berlimpat ganda pahala diberikan ilahi.
Kepada para hamba dan semua yang mengabdi.
Membantu para fakir dan miskin dengan memberi.
Makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Mencarikan pekerjaan pemuda dan pemudi.
Menolong orang-orang yang sedang sepi.
Sendiri tanpa sanak dan famili lagi.

Puasa.
Menjadi pembuka hati manusia.
Tanamkan emphati sesama mereka.
Hilangkan rasa egois diri dengan merasa.
Sakit dan sedih orang menjadi bagian yang tak terpisah.
Dari diri sendiri dan terus menerus berusaha.
Melerai dan membantu dengan sekuat tenaga.
Sampai bisa hilangkan rasa susah dan duka.

Ramadlan kali ini.
Memberi arti berlebih.
Memulai dan membenahi.
Menjadi bertakwa seperti pesan ilahi.
Dengan takwa bisa menjadikan hidup damai.
Tidak takut dan tidak kuatir sama sekali.
Hanya kepada Allah semata semua kembali.
Puasa ramadhan hidup menjadi terpuji.

Masjid Namira,
Lamongan, 25 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[25/5/2017 6:49 PM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI BAIHAQI,
Percaya Diri dan Jadi Inspirasi

Sangat berarti.
Punya kiyai sangat percaya diri.
Membuat kata dan prilaku menjadi inspirasi.
Untuk kebanyakan teman terutama para santri.
Ujaran dan ungkapannya menyemangati.
Menjadi pendorong dan sangat bernilai.

Simak saja.
Pesan-pesan pendek dia.
Selalu saja mengatakan dengan kekuatan luar biasa.
"Jadilah Sekjen PBB sana"
"Jangan takut dan lemah"
"Urus kepentingan bangsa"
"Jangan pentingkan Negara tertentu saja"
"Tegakkan keadilan dimana-mana"

Setiap kali.
Kiyai dan santri mengaji.
Selalu mengulas kondisi terkini.
Informasi peristiwa di negeri-negeri.
Meski informasi masih terbatas sekali.
Tapi kiyai sudah sangat menguasai.
Bahkan kritik berbasis data terperinci.
Dengan analisis dan perspektif filosofi.
Tidak heran jika kiyai Syamsuri beri nilai.
Di Jombang ada dua orang pintar, Gus Dur dan kiyai Baihaqi.
Statmen itu diungkap waktu pemakaman kiyai.
Tanggal.... Bulan..... tahun 1978 Masehi.
Aku masih sangat ingat sampai kini.

Kiyai Baihaqi.
Pengasuh PP. At Taufiq Sambong Dukuh Ini.
Seorang cendikia dan sangat percaya diri.
Kiyai yang sangat-sangat wira'i.
Meski sangat dan amat-amat pandai.
Cukup dengan gelar kiyai sampai mati.
Menjadi tauladan dan perlu diperingati.
Menjadi pelajaran bagi para generasi.
Supaya meniru menjadi kiyai sufi dan wira'i.

Lamongan, 25 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[27/5/2017 6:18 AM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI WAHAB,
Inisiator NU dan Pendiri NKRI

Kiyai Wahab Hasbullah.
Inisiator NU dan pendiri Negara.
Santri kiyai Khalil dan kiyai Hasyim Asy'ari di Jawa.
Dua kiyai pendiri jam'iyah bersamanya.
Penterjemah ide kiyai Hasyim dan lainnya.
Pencipta lagu ya lal wathon membangun bangsa.
Meletakkan dasar nasionalisme Indonesia.

Kiyai wahab Hasbullah.
Politisi Islam serba bisa.
Pandai berdebat sulit cari tandingnya.
Pengurai problem yang mendera bangsa.
Pencipta hadlrah peletak dasar budaya.
Pribumisasi Islam tanpa bid'ah sayyi'ah.
Diplomat dengan bahasa yang sangat mudah.
Dimengerti oleh masyarakat dan pemerintah.
Menjadi rujukan para kiyai dan para pemuda.
Pemimpin delegasi hijaz ke Saudi Arabia.
Jelaskan pandangan ulama Nusantara.
Terkait penghancuran situs-situs sejarah.

Kiyai Wahab Hasbullah.
Sering bagi orang sulit bagi dia mudah.
"Masuk saja dulu nanti keluar itu gampang" katanya.
Mencari solusi sewaktu menghadapi delema.
NU sebagai partai terus eksis sebab dia.

Kini sekarang ini.
Kita rindu seorang kiyai politisi.
Sebagai kiyai Wahab Hasbullah yang mengerti.
Persoalan agama dan bangsa dengan teliti.
Bisa damaikan segala persoalan yang kontradiksi.
Selalu kedepankan persoalan negeri bukan pribadi.
Bukan meminta tapi justru selalu memberi.
Kemaslahatan untuk semua tanpa kecuali.
Jadikan maulid nabi dan isra' mi'raj di istana mentradisi.
Masih banyak lagi pikiran inovasi kiyai.
Semua perlu digali dan diteliti dengan hati-hati.

Oh....kiyai.
Kami rindu sosok sepertimu lagi.
Kapan engkau hadir di persada pertiwi.
Melerai dan berdiskusi seperti engkau bersama mbah Bisri Syamsuri.
Meski sering berbeda dalam fikih tetap saja satu visi.
Mencari jalan yang baik dengan dalil akurasi tinggi.

Kiyai Wahab yang kami hormati.
Datanglah pada ruh para kiyai dan santri.
Memberi motivasi dan menjadi ide dan inspirasi.
Jadikan politik santri dengan kekuatan yang tak tertandingi.
Menghadapi transformasi visi dan misi di negeri.
Supaya semua prilaku dan tindakan tetap islami.
Menjaga Islam di negeri dengan damai.

1 Ramadlan 1438 H
Surabaya, 27 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[27/5/2017 10:45 AM] Prof. Dr Abd Haris: PUASA,
Upaya Pertajam Rasa

Siyam atau puasa.
Sebagai usaha manusia.
Pertajam empati atau rasa.
Rasakan derita sesama manusia.
Lapar dan haus serta selalu mencegah.
Berkata dan berbuat yang tidak genah.
Apalagi melakukan ghibah pasti mencegah.
Supaya menjadi miniatur kehidupan yang mulia.
Berbuah iba kepada para fakir, miskin dan yatama.
Kepada siapa pun manusia yang menderita.
Agar peroleh ridla Allah Subhanahu wa ta'ala.
Bukan mencari keuntungan dan kemewahan dunia.

Puasa dimaknai.
Sebagai usaha manusiawi.
Menjadi media mendekat kepada ilahi.
Dengan tumbuhkan rasa di hati sanubari.
Rasa kasih sesama makhluk di bumi.
Menjadi seorang yang ideal dan terus meniti.
Jalan para Nabi, para wali dan para sufi.
Meniru akhlak mereka yang telah dirahmati.
Menjadi kekasih Dia dan selalu diberkati.
Semua makhluk di seantero langit dan bumi.
Bahkan malaikat, jin dan semua yang lain senang sekali.

Semoga kita bisa.
Kerjakan puasa wajib dan sunnah.
Sebagai yang dicontohkan rasulillah.
Berharap kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Kabulkan menjadi manusia digdaya jiwa dan raga.
Sehat jasmani dan tentu sehat jiwa juga.
Terhindar dari gila pada tahta, harta, dan wanita.
Sehingga mati dalam keadaan khusnul khatimah.

Hari ini.
Mari kita coba mulai.
Puasa satu hari sampai nanti.
Biasakan dan menjadi sunnah sampai mati.
Jangan sampai ditunda-tunda lagi.

Semoga.

Bungurasih, 27 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[28/5/2017 12:52 AM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI WAHID HASYIM,
Cendikiawan Muslim Ternama

Sulit rasanya.
Mencari sosok sepertinya.
Wajah selalu bercahaya dengan selalu baca.
Apa saja terutama kitab suci Al Qur'an dimana-mana.
Berdiskusi tentang agama, pendidikan, Negara dan segala.
Mencari esensi kehidupan bak filsuf Yunani lama.
Menulis dan berceramah dengan tema yang berbeda-beda.

Intelektual dan cendikiawan muslim ternama.
Perumus dan pendiri Negara Republik Indonesia.
Pencetus lembaga pendidikan Ma'arif NU pertama.
Seorang Menteri Agama dengan sekian usaha.
Memasukkan pendidikan Agama di sekolah.

Prestasi luar biasa sebagai politisi ternama.
Kepercayaan bangsa terus tumbuh kepadanya.
Bahkan usai tiada pun menginspirasi kita semua.
Bangsa mengenangnya sebagai pahlawan mereka.

Andai saja.
Umur panjang baginya.
Insyaallah menjadi presiden kedua.
Sayang umur yang masih sangat muda.
Allah memanggilnya sesuai takdir yang menimpa.
Dengan kepasrahan menjemput maut di jalan raya.
Kecelakaan mobil yang terjadi bersama sang putra.
Terus menjadi pemompa mental para putra putrinya.
Tidak heran jika Gus Dur penerus idenya dan perjuang bangsa.
Menjadi presiden RI keempat hasil pilihan MPR Indonesia.
Sebagai ganti sang ayah yang sangat tercinta.
Begitu kira-kira tafsir perspektif metafisika.

Kiyai Wahid telah tiada.
Hidup tenang di sisi Allah SWT.
Tetapi ide-ide dan semangat perjuangan terus membara.
Para pengikut dan keluarga realisasikan tanpa jedah.
Lihat saja Gus Sholah sebagai putra dan para ahli agama.
Cendikiawan muslim dan para sarjana.
Sekolah dan madrasah menggunakan namanya.
Sebagai lambang inspirasi yang menggema.
Di dada para pendidik dan para siswa.
Bahkan Uiversutas NU di seluruh Indonesia.
Menjadikannya tokoh pendidikan tiada tara.

Semoga saja.
Para penerus yang ada.
Berusaha dengan segala ide dan usaha.
Wujudkan cita kiyai Wahid Hasyim menjadi nyata.
Sungguh-sungguh majukan sekolah dan madrasah.
Mendidik para santri dan siswa dengan metoda.
Sesuai perkembangan dan kemajuan dunia.
Supaya bisa berkontribusi untuk nusa dan bangsa.
Menjadi manusia bermartabat selamanya.
Membawa bangsa Indonesia cerdas dan beragama.

Tebuireng, 27 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[29/5/2017 5:58 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 3,
Puasa Menahan Amarah

Tiga kali nabi mencegah.
Kepada lelaki yang datang kepadanya.
Jangan marah, jangan marah dan jangan marah.
Suatu nasihat yang jadi sunnah.
Untuk umat manusia seluruhnya.
Melihat substansi keburukan padanya.
Harus ditahan dan dihindari sebisanya.

Shiyam atau puasa.
Melihat arti dari bahasa.
Berarti menahan atau mencegah.
Bukan hanya makan dan minum belaka.
Bisa juga menahan dari sikap sering marah.
Sebab termasuk perilaku atau sikap tercela.
Harus diupayakan tidak terjadi pada kita.
Ditahan dan terus dibiasakan terhindar darinya.
Masukkan nilai-nilai penyantun atau halim di dada.
Dengan sikap inilah masalah bisa dirubah.
Tidak justru menjadi seperti sikap orang gila.
Masalah terus akan bertambah tidak mereda.

Puasa.
Menahan nafsu angkara.
Biasakan mencegah dari marah.
Biar semua masalah segera menjauh ke sana.
Memperoleh jiwa tenang atau muthmainnah.

Mari kita.
Hayati puasa.
Sebagai suatu media.
Melatih diri tidak mudah marah.
Biar hidup bisa terus bahagia sampai yaumil qiyamah.

Bungurasih, 29 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[29/5/2017 5:02 PM] Prof. Dr Abd Haris: TADARRUS,
Membaca al Qur'an dengan Serius

Tradisi.
Membaca al Qur'an dengan berganti-ganti.
Satu orang kepada yang lain lagi.
Menyimak dan sekaligus memplototi.
Cara baca dengan tajwid yang sudah di standarisasi.
Waqaf dan washal, idhar dan idgham harus sesuai.
Dengan suara dan lagu yang indah sekali.
Di mushalla dan masjid juga di rumah dengan famili.
Rasanya bisa menentramkan hati.

Tadarrus kita.
Sudah berjalan sejak lama.
Entah siapa pemrakarsa pertama.
Mungkin saja para wali di tanah Jawa.
Boleh juga sebuah akulturasi budaya.
Antara orang seberang dengan orang nusantara.
Berkumpul dan sekaligus adakan ritus agama.
Entahlah nanti bisa kita teliti jika memang ada dana.
Perlu kajian di kementerian agama.

Lebih dari semua.
Tampak perlu mengubah paradigma.
Bukan hanya membaca bersama.
Untuk memperoleh ganjaran atau pahala.
Tetapi sangat perlu kajian makna yang ada.
Di dalam kitab suci dengan metoda sederhana.
Bisa tematik bisa juga seluruhnya.
Oh... inilah usaha membumikan firman dan sabda.
Mencerdaskan dan memberi cahaya.
Kepada seluruh umat manusia tanpa beda.

Gerakan ini.
Bisa disebut literasi.
Membaca realitas gunakan kitab suci.
Bahkan bisa menjadi proses transformasi.
Memanusiakan manusia dengan metodologi.
Mengajak berpartisipasi belajar dengan andragogi.
Apalagi jika dibimbing para kiyai.
Boleh saja ini menjadi program partai.
Asal tetap mendewasakan bukan indoktrinasi.

Ya....
Semoga saja bisa.
Dilakukan di kota dan desa.
Akselerasi pembelajaran agama.
Dengan mengajak umat memahami bersama.
Kitab suci yang selalu dibaca dimana-mana.

Bisa kan?

Surabaya, 29 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[30/5/2017 3:23 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 4,
Puasa Memperkuat Empati

Bukan hanya logika.
Berfikir dengan gunakan akal manusia.
Untuk merasakan sebuah derita.
Pengalaman merasakan diri lebih nyata.
Bukan juga katanya dan cerita saja.
Puasa bisa menjadi terapi yang Indah.
Merasakan sendiri lapar dan juga dahaga.

Puasa.
Menjadi media.
Timbulkan empati sesama.
Hati menjadi sangat gelisah.
Membuat orang sangat dan amat peka.
Kepada mereka yang sulit mencari kerja.
Para fakir dan miskin serta para yatama.
Orang-orang yang hidup di pinggiran jalan raya.
Hidup dan tidur di kolong jembatan dengan keluarga.
Para pekerja yang sudah di PHK.
Para petani yang tidak lagi punya sawah.
Orang-orang yang sakit dengan waktu yang lama.
Masih banyak lagi yang hidup dengan penuh susah.
Derita mereka membuat hati orang berpuasa terbuka.
Berbagi perasaan dan pikiran serta harta.
Dengan keluarkan zakat, infaq dan sedekah.

Puasa kini.
Seharusnya dievaluasi.
Terutama betulkah timbulkan empati.
Atau hanya ritual untuk diri sendiri.
Justru jauh dari hikmah dibalik perintah ilahi.
Puasa yang bisa menjadi pemicu merubah pribadi.
Takwa dengan berbagai ciri-ciri implementasi.
Manusia dengan penuh menyadari.
Hidup ini seharusnya terus dan terus berbagi.

Irhamu man fil ardhi yarhamkum man fissama'i.
Sayangi yang di bumi, yang di langit akan menyayangi.

Begitu kan seharusnya?

Bungurasih, 30 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[31/5/2017 7:48 AM] Prof. Dr Abd Haris: LP. MA'ARIF NU,
Wujudkan Sekolah Bertaraf Dunia

Sebentar lagi.
Insyaallah Ma'arif NU menuai.
Ide-ide cerdas dengan beri kontribusi.
Konsep sekolah/madrasah tersendiri.
Meski sebagian tidak lepas dari adopsi.
Berbagai paradigma para pakar edukasi.
Dengan tetap berangkat dari ide sendiri.
Bisa melaju dan bahkan dapat melangkahi.
Pendidikan nasional mana pun di sana dan di sini.
Berkat upaya dan rekayasa dan do'a para kiyai.

Tetap saja.
LP. Ma'arif NU utamakan Aswaja.
Sebagai pola dan tipe bahkan paradigma.
Mendidik para siswa dengan tujuan berakhlak karimah.
Kuasai scientika dan kompetensi lainnya.
Kembangkan minat dan bakat dengan metoda.
Penelusuran dan rekam jejak hidup mereka.
Ajak dan bantu aktualisasikan potensi atau fithrah.
Dengan sediakan lingkungan sesuai rencana.
Kondisikan apa yang membantu terutama bahasa.
Minimal bahasa Arab dan Inggris serta lainnya.

Program ini.
Tidak bisa ditunda lagi.
Dosa besar rasanya jika tidak jadi.
Apalagi menjadi kebutuhan asasi.
Bukan hanya warga NU tapi semua warga negeri.
Persaingan dengan lembaga pendidikan luar negeri.
Tidak mungkin bisa dihindari sama sekali.
NU secara kelembagaan harus dan wajib mengerti.
Bukan hanya kegiatan rutinitas dan mudah sekali.
Jawaban tantangan yang sering tidak kita pahami.

Semoga saja.
LP. Ma'arif NU kita bisa.
Kejawantahkan sangat segera.
Biar dapat membantu Negara.
Mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Agar tidak kalah dengan Cina dan Amerika.

Ya.....
Mari wujudkan bersama.
Sekolah atau madrasah bertaraf dunia.

Surabaya, 31 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[31/5/2017 9:54 AM] Prof. Dr Abd Haris: TIGA GUS,
Gus Rommy, Gus Imin dan Gus Ipul

Tiga Gus ini.
Menunggu waktu nanti.
Menjadi penghulu negeri.
Pemimpin bahkan pengganti.
Pasca Presiden kita, pak Jokowi.
Entah tahun kapan terealisasi.
Tampak tanda-tanda menjadi pasti.

Gus Rommy.
Lulusan terbaik di ITB.
Putra seorang kiyai akademisi.
Keilmuan dan ketrampilan sangat mumpuni.
Ketua P3 dengan gaya santun sesuai misi partai.
Lihat saja tatapan mata bulat bak mentari.
Jelas bisa dibaca dengan penuh ide-ide.
Insyaallah bisa menjadi presiden RI.

Gus Imin.
Seorang politisi.
Ketua PKB sampai kini.
Dengan gaya sulit diteliti.
Bahkan sulit ditebak isi hati.
Kecuali para wali minimal kiyai.
Pemimpin negeri bahkan bisa jadi presiden RI.
Tinggal garis tangan yang dimiliki.

Gus Ipul ini.
Meski sekarang baru akan jadi.
Gubernur Jawa Timur jika memenangi.
Pilgub yang akan digelar tahun depan nanti.
Tapi itu hanya jabatan yang bisa dilompati.
Bisa saja nanti menjadi presiden RI.

Tiga Gus kita.
Menjadi taruhan Indonesia.
Berani jagokan orang-orang muda.
Menjadi pemimpin bangsa Indonesia.
Tanpa harus melihat masa lalu mereka.
Terpenting punya visi dan misi yang mulia.
Bawa Indonesia menjadi Negara adidaya.

Surabaya, 31 Mei 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[1/6/2017 6:16 AM] Prof. Dr Abd Haris: PANCASILA,
Asas Berbangsa dan Bernegara

Hari ini.
Kita peringati.
Hari lahir Pancasila sakti.
Menjadi dasar filosofi NKRI.

Pancasila falsafah Negara.
Kesepakatan bangsa Indonesia.
Mengandung nilai-nilai asasi manusia.
Pribadi dan juga sebagai bangsa.
Implementasikan semua sila.
Tidak bisa dipisah satu dan lainnya.
Semua dalam kerangka paradigma.
Negara dengan Bhinneka Tunggal Eka.

Seharusnya tidak lagi.
Dipertentangkan dengan suatu ideologi.
Semua dalam kerangka melindungi.
Keyakinan dan pandangan serta visi.
Kebebasan beragama dan aktualisasi.
Keyakinan agama dengan berbagai misi.

Tinggal kini.
Pancasila menjadi konsekwensi.
Perilaku bangsa di negeri.
Dengan cara dan metodologi.
Internalisasi semua nilai-nilai.
Dalam kehidupan untuk mencari ridla ilahi.
Tidak perlu disangsikan lagi.

Andai saja.
Rakyat dan pemimpinnya.
Semua amalkan sila pertama saja.
Dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasti Dia menjamin hidup penuh sejahtera.
Dengan turunkan berkah dari langit dan bumi kita.

Walau anna ahlal qura amanu wattaqau.
Lafatahna 'alaihim barakatin minassama'i wal ardl.

Mari peringati.
Hari lahir Pancasila kini.
Dengan terimakasih dan mensyukuri.
Karunia dan berkah ilahi rabbi.
Punya Negara dengan Pancasila sebagai asas dan filosofi.

Bungurasih, 01 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[1/6/2017 11:07 AM] Prof. Dr Abd Haris: SURATMAN,
Selamat Jalan Penuhi Panggilan Tuhan

Satu lagi.
Saudara terbaik kembali.
Kehadirat Tuhan Ilahi Rabbi.
Penuhi takdir dari sebuah janji.

Meski dia.
Sepupu satu saya.
Terasa sama saudara.
Sangat baik lebih dari segala.
Anggap diri sebagai keluarga.
Dua orang tua seakan sama-sama.
Ibu dan ibunya saudara seibu seayah.
Sungguh sangat berat dan hati menjadi duka.
Selamat jalan saudara sampai jumpa.

Hati terasa.
Rindu pertemu padanya.
Entahlah malam sudah ada tanda-tanda.
Siapa lagi yang dipanggil Yang Maha Esa.
Ternyata dzauq dan duga menjadi nyata.
Dia dipanggil kembali di Bulan puasa.
Setelah mbak Tutik, Mas Ridwan, Mbak Nik semua.
Kini Suratman, Engkau panggil juga.
Usai Engkau panggil Kiyai Ya'kub, mertua.
Kami keluarga pasrah takdir menimpa.
Sesungguhnya kami semua milikNya.
Pasti akan kembali lagi kepadaNya.

Selamat jalan.
Saudara Suratman.
Engkau adalah pahlawan.
Guru agama menjadi teladan.
Seumur hidup penuh pengabdian.
Sampai engkau dipanggil Tuhan.

Bungurasih, 01 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[1/6/2017 6:44 PM] Prof. Dr Abd Haris: PARTAI AGAMA,
Peran Pemersatu Bangsa

Jika mungkin saja.
Kita usulkan kepada semua.
Partai-partai berbasis agama.
Misal saja PPP dan Kebangkitan Bangsa.
Bisa melerai pertikaian diantara sesama.
Persoalan menyangkut salah sangka.
Menjadi problem perlu diurai dengan seksama.
Misal saja perkara pilkada DKI Jakarta.
Punya dampak musti ditangani dengan bijaksana.
Mungkin dialog bersama dengan mediator PPP.
Boleh juga partai-partai yang lainnya.
Kedepankan persatuan dan kesatuan Indonesia.

Andai bisa.
Punya kontribusi luar biasa.
Pemegang peran membina dan menata.
Mengkonstruksi pikiran dan langkah-langkah.
Menjadi Negara adidaya dan dikdaya.
Kesampingkan pendekatan kuasa dan angkara
Lebih baik rajut lagi dengan lapang dada.
Biarkan yang lalu berlalu begitu saja.
Masa depan bangsa dipikirkan dengan paradigma.
Bersatu kita teguh, bercerai kita dijajah.

Ya PPP.
Partai Kebangkitan Bangsa.
Juga bisa partai berbasis agama lainnya.
Menjadi orang tua penjamin semua.
Aman dan tidak saling hina menghina.
Apalagi saling ancam dengan masukkan penjara.
Akh..janganlah lebih baik dekati dengan rasa.
Cari akar dan penyebab masalah-masalah.

Usul orang biasa.
Hanya mampu bicara.

Lamongan, 01 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhssibi
[2/6/2017 8:23 AM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI HASYIM ASY'ARI,
Pejuang dan Pendiri Negeri

7 Ramadlan ini.
Kita semua peringati.
Wafat kiyai Hasyim Asy'ari.
Tokoh kiyai tempat konsultasi.
Para pejuang kemerdekaan RI.
Soekarno, Sudirman, Soetomo, dan yang lain lagi.
Mereka bertanya dan menunggu fatwa kiyai.
Bagaimana hukum dan cara bebaskan negeri.
Dari penjajahan dan segala macam intimidasi.
Kiyai selalu tegas beri fatwa dengan merujuk fikih.
Wajib hukumnya anak negeri berjuang untuk meraih.
Kemerdekaan dengan jihad fi sabilihi.
Tidak bisa dipisahkan agama dan urusan liberasi.
Bebas dari penindasan dan kuasa kafiri.

Sekilas saja.
Tergambar oleh kita.
Perjuangan kiyai dalam sejarah.
Lihat resolusi jihad telah gerakkan arek-arek Surabaya.
Melawan Belanda dan antek-anteknya.
Menjadi pemberani dan bahkan lebih dari tentara.
Takbir dan tahmid diucapkan dimana-mana.
Membakar apa saja yang dianggap rintangi mereka.
Elan vital dan etos kerja para pemuda.
Menjadi pahlawan yang tidak dibayangkan sebelumnya.

Kiyai Hasyim Asy'ari.
Magnit yang tidak pernah berhenti.
Menarik dengan kekuatan sangat menginspirasi.
Meski hanya seorang kiyai, tapi lebih punya arti.
Bagi kebebasan dan kemerdekaan negeri.
Seorang tokoh yang punya kontribusi.
Mendirikan sebuah Negara yang kini kita nikmati.

Mari kenang lagi.
Angkat dua tangan dan berdo'a kepada ilahi.
Semoga kiyai selalu dirahmati sampai nanti.
Kita bangsa Indonesia bisa menghargai.
Pengorbanan dengan segala yang dimiliki.
Meski kiyai Hasyim seperti hanya mengaji.
Tetapi seluruh jiwa dan raganya untuk perjuangan negeri.
Bahkan pernah ditahan Jepang berhari-hari.
Demi perjuangkan nusa dan bangsa sampai mati.

Semoga saja.
Kita semua terutama pemuka agama.
Bisa melakukan hal seperti apa yang sudah.
Dicontohkan oleh kiyai dan oleh keluarga.
Sampai sekarang masih terus dijaga.
Lihat saja cucu kiyai sekarang, Gus Sholah.
Tetap mewarisi perjuangan dengan sangat beretika.
Serukan kemerdekaan dan kejujuran dimana-mana.

Surabaya, 02 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[2/6/2017 3:37 PM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 7,
Puasa Memperkuat Asa

Dua yang disuka.
Menjadi harapan orang puasa.
Ketika berbuka dan ketika bertemu Tuhan Yang Esa.
Seingat saya tercantum dalam hadis atau sunnah.
Membuat hati menjadi bangga dan berbunga-bunga.
Allah SWT akan perkenankan asa mereka.

Meski sangat payah.
Sangat lapar dan dahaga.
Orang berpuasa penuh asa.
Harapan yang menjadi cita-cita.
Bukan hanya hidup bahagia di dunia belaka.
Bahkan berharap dan percaya secara metafisika.
Tuhan selalu kabulkan bertemu muka.
Nanti setelah hari akhir atau yaumil qiyamah.

Semua waktu bernilai.
Siang hari dan malam apalagi.
Selalu gunakan untuk semua activity.
Menelaah dan memahami wahyu ilahi.
Salat tarawih bersama atau sendiri-sendiri.
Ruku' dan sujud tidak pernah berhenti.
Meski hanya dengan simbolisasi bak sufi.
Ketundukan penuh dengan hati nurani.
Tidak sekejap pun tinggalkan untuk mengingati.
Tuhan dengan metoda dan cara yang sirri.

Puasa.
Membuat hati suka.
Hilangkan rasa duka nestapa.
Penuh harap dan selalu ber-asa.
Berbuka dan bertemu Tuhan Yang Esa.

Lisshoimi farhatani.
Farhatun inda iftharihi.
Wa farhatun inda liqai rabbihi.

Surabaya, 02 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[3/6/2017 7:10 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 8,
Puasa Perkuat Etika Bangsa

Sekali lagi.
Puasa berarti menahan diri.
Bukan hanya tidak makan dan minum sehari.
Mencegah dari saling hina dan profokasi.
Memperkuat dan saling menyadari.
Pentingnya saling nasihat- menasihati.
Tentang kebenaran dan kesabaran serta tahan uji.
Cobaan dan musibah yang datang berkali-kali.
Perlu memahami dan mencari interpretasi.
Dengan gunakan nalar dan visi serta intuisi.

Puasa seharusnya.
Bisa menahan curiga dengan etika.
Tidak pula mudah mengumbar kata.
Apalagi yang membuat orang terluka.
Bisa saja hilang rasa ramah sesama anak bangsa.
Tidak mampu menahan amarah dan selalu curiga.
Sesama komponen bangsa yang seharusnya beretika.
Etika berbangsa dengan selalu baik sangka.
Kepada seluruh manusia sebagai warga Negara.
Senasib dan seperjuangan membangun Indonesia.

Puasa.
Menyadari keterbatasan manusia.
Perlu ditanamkan etika dalam jiwa.
Hidup bersama dengan pandangan bhinneka tunggal eka.
Tidak selesaikan masalah dengan penjara.
Jangan pula dihakimi dengan senjata.
Lebih baik dengan dialog libatkan pemuka agama.
Dengan musyawarah tegakkan cara beretika.

Puasa.
Perkuat etika berbangsa.
Saling menyadari kebutuhan bersama.
Negara toto tentrem loh jinawe semua.
Supaya Indonesia menjadi Negara digdaya.

Bungurasih, 03 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[4/6/2017 4:28 AM] Prof. Dr Abd Haris: PENDIDIKAN TINGGI,
Basis Sains-Teknologi dan Sufi

Hemat saya.
Pendidikan tinggi kita.
Harus dikelola dengan sempurna.
Sebagai basis sains dan teknologi bersama.
Pabrik orang baik untuk kapan saja.
Semacam sufi atau orang yang sangat beretika.
Berorientasi pada kebenaran semata-mata.
Tidak terlalu tergoda dengan kenikmatan dunia.
Punya tanggung jawab luar biasa.
Membantu para mahasiswa menjadi paripurna.

Mungkin kini.
Orang sering lupa dengan orientasi.
Pendidikan tinggi hanya sebagai pusat sains dan teknologi.
Bukan sebagai tempat mendidik manusia bak seorang sufi.
Menjadi orang yang mementingkan kebenaran akademi.
Dibanding dengan kepentingan-kepentingan pribadi.
Apalagi muatan-muatan yang tidak bernilai tinggi.

Pendidikan tinggi kita.
Seharusnya bebas dari pengaruh apa saja.
Bahkan sampai kepentingan pemerintah.
Sebab kebenaran menjadi satu-satunya.
Tujuan yang selalu dicari dan dipuja.
Bahkan kebenaran yang berlaku selama-lamanya.
Menjadi proyek yang bisa memberi warna.
Kepada seluruh hidup bangsa manusia.
Dengan kebebasan kampus atau akademika.

Sebab itu pula.
Kegiatan tridharma.
Menjadi paling utama.
Pendidikan dan pengajaran pertama.
Harus beri peluang mahasiswa asah logika.
Belajar berargumen dengan sistematika.
Semua bisa menjadi sumber yang sah.
Peroleh kebenaran yang dicari sebagai cita.

Penelitian menjadi dharma yang kedua.
Biasakan mencari kebenaran dengan sebuah metoda ilmiah.
Sebagai alat yang berguna buktikan dengan nyata.
Semua harus berbasis data empirik atau lainnya.
Baru bisa simpulkan dengan dasar analisis sebelumnya.
Bukankan cukup dengan ini kita bisa berkata.
Pendidikan tinggi memang tempat mahasiswa.
Berlatih dan biasa mencari kebenaran belaka.

Pengabdian masyarakat dharma ketiga.
Beri peluang kepada dosen dan mahasiswa.
Menerapkan sains dan teknologi berguna.
Untuk diabdikan kepada masyarakat semua.
Memberi segala yang dipunya dengan penuh gairah.
Masyarakat tentu mendapat kebaikan semata.
Menjadi sangat bangga dengan dunia akademika.
Terus berpihak kepada kebenaran tanpa cidera.

Bukankah begitu saudara?

Bungurasih, 04 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[5/6/2017 4:55 AM] Prof. Dr Abd Haris: GUS ALI,
Istiqomah Wariskan Karomah

Gus Ali ceramah.
Di momen buka puasa.
Tekankan sikap istiqomah.
Menjadi dasar kecerdasan jiwa.
Bukan hanya pintar gunakan logika.
Menjadi prinsip sukses dimana saja.
Kemampuan spiritual dengan agama.
Membangun kecerdasan emosi tiada tara.

Sebagai sufi.
Gus Ali punya visi.
Dengan istiqomah dapat pahami.
Tahu yang terjadi meski tidak lihat sendiri.
Mungkin pertolongan dini.
Entahlah mungkin sebuah spesifikasi.
Dengan istiqomah semua dapat diwarisi.
Bahkan dapat peroleh karomah dari ilahi rabbi.

Seharian kita.
Diskusi berbagai masalah.
Konsep sekolah/madrasah bertaraf dunia.
Meski dengan semangat baja.
Masih saja ada yang sangsikan kemampuan kita.
Dengan keterbatasan sarana dan prasarana.
Belum lagi ditunjukkan berbagai kendala.
Meski sudah dikuatkan dengan berbagai cara.
Bahkan dengan hadis disampaikan ketua.

Tiba-tiba.
Gus Ali enak saja.
Beri penguatan denga gaya khasnya.
Konsep istiqomah dan selalu berusaha.
Tanggalkan cabaran dan kendala.
Pupuk keyakinan kuat di dada.
Aku bisa, aku cerdas dan aku bahagia.
Dengan sitir hadis qudsi qala ta'ala katanya.
Ana inda dzanni 'Abdi bihi terusnya.
Saya, Allah ta'ala, bersama kira hamba.
Jika ingin sukses harus tanam kata bisa.
Dengan yakin akan terwujud jadi realita.

Ha....
Sama seperti yang ketua.
Katakan sebelum Gus Ali berfatwa.
Inilah keajaiban yang terjadi karena istiqomah.

Al-istiqomatu turitsu al-karomah.
Istiqonah dapat wariskan karomah.

LP. Ma'arif NU Jatim pasti bisa........

Bungurasih, 04 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[5/6/2017 6:50 AM] Prof. Dr Abd Haris: DIA TELAH TIADA,
Berpindah di Alam Barzah

Lama sekali.
Tidak tahu dia lagi.
Ternyata kabar dia telah pergi.
Selamanya tinggalkan dunia ini.
Akh.....

Satu persatu.
Teman telah pulang terdahulu.
Pergi tanpa lebih dulu memberi tahu.
Untuk memenuhi panggilan takdir yang lalu.
Di alam azali yang sudah ditentukan lebih dulu.

Ya Allah.
Rahmatilah dia.
Ampuni semua dosa.
Terima segala amal shalihah.
Mohon jauhkan dari siksa.
Masukkan surga.

Kembali.
Kita juga menanti.
Giliran kapan akan terjadi.
Tidak tahu sama sekali.
Hanya Engkau ilahi.
Maha mengetahui.

Pasuruan, 05 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[6/6/2017 6:06 AM] Prof. Dr Abd Haris: HAJI IMRON,
Selamat Jalan Teman

Jam empat tadi.
Haji Imron Masudi.
Teman kita telah pergi.
Memenuhi panggilan ilahi.
Dengan tenang dan pasrah hati.
Memenuhi takdir tertulis di alam azali.

Teman kita.
Sepenuh hatinya.
Mengurus Madrasah.
Kerahkan seluruh tenaga.
Pembela Ma'arif NU luar biasa.
Tanpa lelah dan tidak menghitung upah.
Sering pergi ke wilayah dan sangat setia.

Sungguh sedih hati.
Kuucapkan Allah berkali-kali.
Ditinggal ketua cabang NU baru sekali.
Sekarang pengurus lp. Ma'arif NU mengikuti.

Sangat duka.
Sebagai ketua LP. Ma'arif NU Wilayah.
Melihat satu persatu sahabat meninggal dunia.
Mengusap muka dan dada tanda gelisah.
Orang-orang terbaik NU tinggalkan kita.
Akhirnya kita semua pasrah kepada Allah Yang Esa.

Semoga.
Dia husnul khatimah.
Yakin hatinya muthmainnah.
Insyaallah nanti bisa masuk surga.

Mari hari ini berkabung seraya berdo'a.
Salat ghoib untuk sahabat kita yang tinggalkan kita.
Di Pasirian kabupaten Lumajang sana.

Bungurasih, 06 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[6/6/2017 9:15 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 11,
Puasa Menggosok Jiwa Jadi Bercahaya

Puasa.
Waktu menggosok jiwa.
Supaya menjadi bercahaya.
Melihat baik buruk jadi peka.
Jauhi larangan dan turuti perintah.
Bersedekah dan menolong yatama.
Giatkan membantu fakir-miskin dan para janda.
Beri harapan dan besarkan hati mereka.
Carikan peluang untuk bisa bekerja.

Puasa.
Menghidupkan cahaya.
Dengan mensucikan Allah Yang Esa.
Baca tasbih dan takbir serta hamdalah.
Jauhkan maksiyat jiwa dan seluruh raga.
Jaga jangan sampai konflik dengan tetangga.
Baik dengan teman kerja dimana saja.
Bahkan jika bisa pasrah dan mengalah.
Jika ditantang katakan "aku sedang puasa".
Jangan ikut marah tetap sabar dan legawa.

Puasa.
Isi seluruh waktu yang ada.
Baca al Qur'an terus tanpa jedah.
Pahami dan hayati supaya mengerti makna.
Buat catatan dalam buku atau lainnya.
Tulis ayat dan surat yang bisa dilakukan segera.
Jangan sampai ditunda menunggu waktu ada.
Kuatir malaikat maut lebih cepat memanggil kita.

Puasa.
Momen tidak biasa.
Gunakan menggosok jiwa.
Dengan lakukan qiyamul lail dan mencegah.
Merasa puas dengan apa yang sudah-sudah.
Harus berusaha amal sebanyak-banyaknya.
Melakukan kebaikan terhadap sesama.
Jangan lewatkan begitu saja waktu tanpa faidah.

Mari lakukan.
Jangan biarkan kesempatan.
Gosok jiwa biar bercahaya bak intan.
Bersinar dan memberi terang sesama makhluk Tuhan.

Mari!
Jangan lalai.
Senyampang belum mati.

Bungurasih, 06 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[8/6/2017 2:31 PM] Prof. Dr Abd Haris: SASTRA ILAHI

Baca berulang kali.
Ikuti irama setiap hari.
Tidak mungkin mengingkari.
Indahnya sastra ilahi.

Sajak diakhiri.
Muncul kurang lebih.
Sama atau mendekati.
Suara dan bunyi.
Menawan hati.

Terpesona.
Tiada tara dan bandingnya.
Tak mampu manusia.
Membikin serupa.
Apalagi sama.

Setidaknya bisa.
Meniru pembuatnya.
Sebatas manusia.
Mencipta sastra.
Dengan menggubah.
Puisi dan prosa.

Aku baca.
Sastra indah.
Sambil beribadah.
Menghayati makna.

Kagum.
Kesetrum.
Bangun.
Berhitung.

Kini mulai.
Aku bikin puisi.
Bangkitkan naluri.
Menanggapi isu terkini.
Biar berarti.
Sampai mati.

Sastra ilahi.
Indah dan terbukti.
Mampu mendidik diri.
Meluluhkan hati sanubari.
Kecuali orang dengki.

Bungurasih, 23 Des 2015
Abd. Haris Al-Muhasibi
[8/6/2017 7:20 PM] Prof. Dr Abd Haris: BUKA PUASA,
Teringat Lagi Memori Bersama Ayah

Teingat lagi.
Ayah selalu mengajari.
Jelang berbuka selalu diiringi.
Biasakan wirid yang dibaca berkali-kali.
Allhumma innaka 'afuwwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.

Waktu itu.
Meski aku tidak mengerti.
Merasa sangat tenteram di hati.
Entahlah apa yang telah mempengaruhi.
Hati dan fikiranku menjadi sangat tenteram sekali.

Kini.
Menjadi tradisi.
Selalu kuucapkan lagi.
Berulang-ulang kali tanpa henti.
Bisa turunkan tensi berbangga dan tinggi hati.
Menjadi sangat menyadari rendah hati.
Sesungguhnya Allah Maha mengampuni.
Dengan rasa rendah aku memohon berkali-kali.
Ampunan atas semua dosa yang sudah terjadi.
Seraya memelas dengan tangisan sepi.

Ya Allah.
Ampuni semua dosa.
Aku menyadari khilaf dan salah.
Tidak mampu mengucap apa-apa.
Kecuali berharap dan terus menengadah.

Bungurasih, 08 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[9/6/2017 7:56 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 14,
Puasa Dorong Kebaikan Segera

Puasa.
Memberi arti dan makna.
Seraya kontemplasi dan berbenah.
Dengan baca ayat-ayat munazzalah.
Terbagi tiga kata Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pertama, orang yang aniaya, kedua, biasa-biasa saja.
Ketiga, orang-orang yang berbuat baik dengan segera.

Puasa.
Bisa merespon terhadap wahyu dengan lega.
Kejawantahkan dalam perilaku dengan norma.
Apa yang terbaca selalu dihayati dengan seksama.
Perintah segera menjadi amal nyata.
Misalkan tentang sedekah kepada sesama.
Tidak lagi hanya wacana dan ucapan belaka.
Tapi menjadi tindakan nyata dan berguna.

Dengan puasa.
Karakter bisa berubah.
Bakhil bisa menjadi suka derma.
Dengan realisasi yang bisa membawa berkah.
Semangkin menjadi candu bagi jiwa.
Dorong terus menerus tanpa berhenti dan jedah.
Dermawan menjadi harapan titelnya.
Bisa menjadi inner karakter utama.

Ya....
Puasa bisa mengubah.
Karakter menjadi tercerah.
Dengan menjadi golongan ketiga.
Berbuat baik dengan secepat-cepatnya.

Sabiqun bil khairat jadi laqobnya.

Bungurasih, 09 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[10/6/2017 1:38 AM] Prof. Dr Abd Haris: LAILATUL QADAR,
Saat Malam Penentuan

Malam Penentuan.
Menuju perubahan.
Ke arah kemuliaan.
Diturunkan Al-Qur'an.
Sebagai pedoman.
Penuh kebijaksanaan.

Malam Penentuan.
Lebih baik dari seribu bulan.
Para malaikat diturunkan.
Jibril pun disertakan.
Dengan izin Tuhan.
Mencari manusia pilihan.
Mereka akan ditentukan.
Peroleh fajar kehidupan.

Malam Penentuan.
Titik balik kehidupan.
Menuju kebaikan.
Jauhi keburukan.
Dalam kedamaian.

Malam Penentuan.
Jiwa dan raga siapkan.
Penuh keinginan.
Relung hati yang dalam.
Harap dan penantian.
Malaikat bisikkan.
Kedamaian.
Di kalbu insan.
Pencerahan.

Andai bisa.
Peroleh itu semua.
Hidup akan berubah.
Menjadi Muthmainnah.
Ketenangan jiwa.
Perilaku sesuai norma.
Jauhi perbuatan dosa.
Selalu jaga muruah.
Hidup sangat berguna.
Waktu selalu berfaidah.
Berderma harta.
Untuk yatama.
Dan sebagainya.

Semoga kita
Peroleh malam indah.
Perubahan hati dan raga.
Menjadi keluarga Yang Esa.
Bertakwa sepanjang masa.
Sampai bertemu dengan-Nya.

Bungurasih, 27 Juni 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[10/6/2017 9:41 AM] Prof. Dr Abd Haris: TARAWEH,
Hidupkan Malam Ibadah

Shalat taraweh berjamaah.
Di masjid, di rumah dan di mushalla.
Dengan dua rakaat bersambung sampai payah.
Berakhir dengan shalat witir tiga raat saja.
Berdo'a dengan patten yang sudah biasa.
Usai shalat tarawih ucapkan niat puasa bersama.
Sebulan penuh dengan tata cara khas Indonesia.

Bilal bersuara.
Dengan ucapkan kata-kata.
Ajak jamaah berdiri tunaikan ibadah.
Gegap gempita jamaah menyaut bersama.
Berdiri dan shalat membentuk sebuah pola.
Seperti sebuah barisan pertahanan tentara.
Rapatkan dengan jarak tanpa sela.
Oh.... sungguh sangat-sangat indah.
Hanya ada pada bulan puasa penuh berkah.

Taraweh.
Hidupkan malam ibadah.
Penuh semangat dan hikmah.
Peroleh ketenangan jiwa muthmainnah.
Modal hidup dalam menghadapi pancarobah.
Menjadi manusia penuh sikap istiqomah.
Tidak lekang karena panasnya dunia.
Tetap pertahankan hidup dengan pedoman agama.

Teraweh kini.
Menjadi gerakan intisari.
Kegiatan malam tanpa henti.
Muliakan ramadlan dengan shalat berkali-kali.
Sepanjang bulan tanpa henti untuk mencari.
Ridla dan perkenan Allah Ilahi Rabbi.
Selamat di dunia sampai akhirat nanti.

Tarawih.
Hidupkan malam ibadah.
Kerjakan dengan sempurna.

Bungurasih, 10 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[11/6/2017 11:44 AM] Prof. Dr Abd Haris: SHALAT,
Ketundukan Sepanjang Hayat

Kita mulai.
Hadapkan hati.
Sengaja dan peduli.
Kerjakan dengan fi'li.
Pasrahkan semua diri.
Hilangkan rasa memiliki.
Hanya Dia pusat orientasi.

Dia yang dituju.
Tempat mengadu.
Segala duka dan pilu.
Keresahan hidup penuh.

Ucapkan takbir.
Lalu bukalah tabir.
Kontak dengan zikir.
Audiensi dengan pikir.
Semua egomu tersingkir.
Buang yang masih mangkir.

Rundukkan kepala.
Buanglah rasa bangga.
Hanya Dia yang empunya.
Segala yang ada di dunia.
Kita milik penuh-Nya.

Berdiri tegaplah.
Seolah siap menerima.
Perintah dari Yang Kuasa.
Jalankan tugas apa saja.
Jangan kita membantah.
Terima dengan suka.

Dengan bangga.
Letakan kepala kita.
Di lantai sepenuh rasa.
Ketundukan luar biasa.

Duduk perpisahan.
Ucapkan kedamaian.
Janji untuk wujudkan.
Hidup penuh keamanan.

Semoga.
Salat dan ibadah.
Hidup dan mati kita.
Hanya sebagai ibadah.
Bekal menghadap pada-Nya.

Bungurasih, 31 Juli 2016
'Abd al-Haris al-Muhasibi
[12/6/2017 7:37 PM] Prof. Dr Abd Haris: KEBIJAKSANAAN,
Asas Kebijakan Pendidikan

Entahlah.
Apa yang seharusnya.
Dilakukan oleh penguasa.
Mengambil kebijakan sekolah.
Enam hari menjadi lima hari saja.
Dengan lama delapan jam perharinya.
Mungkin adopsi sekolah sabilillah.
Dengan bayar mahal dan cukup baik sarananya.
Seperti anak-anak menteri pendidikan kita.

Andai saja.
Kebanyakan rakyat ogah.
Tidak sesuai dengan aspirasi mereka.
Mungkin saja perlu kebijaksaan dari pemerintah.
Bagi yang siap silakan saja tidak apa-apa.
Bagi sekolah yang di desa tidak cocok biarlah.
Tidak perlu dipaksa-paksa seperti dijajah.

Bukankah sekarang ini rakyat sudah dewasa.
Sudah tahu yang mana yang lebih berfaidah.
Mana juga yang merupakan aksi sementara.
Untuk membuat yang penting hanya beda.
Asal kelihatan kreasi yang bisa menuai puja.

Kesadaran bernegara.
Seringkali terus dengarkan keluh kesah.
Rakyat kebanyakan denga arif bijaksana.
Bukan terus membuat yang dianggap mengada-ada.
Tampak terbebani dengan jabatan yang berharga.

Kebijaksaan penguasa.
Menjadi Indikator keberhasilan pemerintah.
Bukan main paksa dan bukan asal beda.

Surabaya, 12 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[13/6/2017 10:25 AM] Prof. Dr Abd Haris: BALADA GURU AGAMA

Guru tahu ajal telah dekat.
Seolah diapit malaikat.
Izrael telah lewat.
Dia datang ke masjid hari jum'at.
Tunaikat salat.

Sucikan jiwa dan badan dari kotoran yang melekat.
Mantapkan niat.
Hadapkan wajah ke kiblat.
Curahkan hati cari berkat.
Agar selamat.

Guru dengarkan khutbah sambil berdo'a
Sungguh sangat dekat.
Guru segera wafat.

Tuhan!
Dosa melimpah di sekujur badan dan jiwa.
Kesalahan tak terhitung jumlah.
Hak Tuhan dan hak manusia.
Tak cukup dihisab dengan matematika.
Bahkan dengan statistika.

Tuhan!
Aku sudah akui semua.
Kesalahan dan dosa.
Kepadamu dan manusia.
Seperti tak mungkin Kau hapus begitu saja.
Karena Engkau Maha Kuasa.

Tuhan!
Meski aku hina.
Bukan orang mulia.
Tidak juga ulama.
Jarang derma.
Sering marah.
Tapi aku pernah mengajar manusia.
Di desa-desa.
Di Madrasah Ibtidaiyah.
Di Madrasah Aliyah.
Di SMA.
Di Madrasah Diniyah.

Tuhan!
Andai saja.
Ada muridku yang dulu kuajar agama.
Mungkin juga IPA.
Tentu saja bahasa.
Dan lain sebagainya.
Kemudian mereka bermanfaat dan berguna.
Bagi manusia dan bangsa.
Bahkan mungkin jadi kepala sekolah.
Ada juga yang jadi polisi dan tentara.
Kepala KUA pencatat nikah.
Maka ampuni khilaf dan salah.
Dosa Padamu dan manusia.
Mudahkan sakaratul maut yang sudah di depan mata.
Ringankan ruh dari hamba.
Mudahkan kematian agar tidak susah.

Tuhan perintah.
Malaikat sesuai do'a.
Guru Agama yang tua.
Prosesi mencabut nyawa.
Hamba yang pasrah.
Tawassul dengan amalnya.

Datang malaikat dengan rama.
Bisikkan kata cinta.
Di telinga guru Agama.
Jangan takut dan gundah.
Tuhan ampunkan semua.
Dosa dan salah.
Sebab amal murid-muridnya.

Guru Agama ikut saja.
Salat berjama'ah bersama.
Imam di Masjid kota.
Tepat waktu sujud Guru tidak bangkit selamanya.
Gugur jadi pahlawan sesungguhnya
Baktikan seluruh hidupnya.
Mengajar dan membantu yatama.
Sampai titik terakhir sempurna.

Datang murid-muridnya.
Kepala SMA DUA Kota.
Dosen UNISDA.
Teman dan handaitolan lainnya.
Mengantarkan ke kuburannya.
Mengenang jasa.
Tiada tara.
Teladan guru Agama.
Penuh bakti dan sampai tua.
Baladah guru ternama.

Bungurasih, 25 Nop 2015
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[15/6/2017 6:13 AM] Prof. Dr Abd Haris: PENDIDIKAN,
Inovasi Tanpa Henti

Isu terkini.
Usai pembekuan titah menteri.
Bukan berarti kemudian tidak mencari.
Format baru pendidikan yang bernilai tinggi.
Supaya usaha bersama mengangkat negeri.
Mencerdaskan bangsa bisa terealisasi.
Mampu melakukan pembaharuan atau inovasi.

Mungkin saja.
Tinggal adobsi yang ada.
Ala pesantren atau sistem asrama.
Dengan biaya yang dapat ditanggung bersama.
Masyarakat dan juga pemerintah.
Bagi sekolah dan madrasah yang siap saja.
Tidak untuk semua sekolah yang biasa.

Penyelenggara.
Seharusnya cepat tampil ke muka.
Membuat ide-ide yang menyangga.
Akselerasi kemajuan pendidikan bangsa.
Dengan selalu membuat sekolah uji coba.
Misalnya buat sekolah kelas dunia.
Dengan biaya yang tetap terjangkau rakyat biasa.
Bukan pendidikan bagi orang yang kaya.
Asal bisa membayar banyak pasti diterima.

Inovasi.
Pasti segera direalisasi.
Jangan ditunda dan berilusi.
Tanpa bukti dengan konsep sejati.
Mampu asal dengan hitungan teliti.

Semoga saja.
LP. Ma'arif  Jatim kita.
Tidak hanya lembaga biasa.
Menjadi lembaga terus berbenah.
Pilihan pendidikan anak bangsa.

Bungurasih, 15 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[16/6/2017 9:08 AM] Prof. Dr Abd Haris: AL 'ASHR,
Biasa Dibaca di Akhir Sekolah

Teringat lagi.
Waktu sekolah diakhiri.
Guru selalu mengajak siswa siswi.
Membaca surat al 'Ashr sekali.
Kemudian salam dan kelas menjadi sepi.
Perpisahan antara guru dan antar murid sendiri.

Sekarang baru terasa.
Pesan-pesan al Qur'an yang dibaca.
Mulai Allah bersumpah demi masa.
Pernyataan tentang kerugian manusia.
Kecuali yang percaya kepada Tuhan Yang Esa.
Beramal kebaikan dengan niat ikhlas di dada.
Saling menasihati tentang kebenaran belaka.
Saling menasihati tentang kesabaran begitu juga.
Sangat indah terkesan meski sudah sangat lama.
Waktu sekolah di Madrasah Ibtidaiyah.

Enam tahun tanpa jedah.
Masukkan nilai-nilai kesadaran bersama.
Pentingnya gunakan waktu dengan tidak sia-sia.
Inilah mengapa siswa Ma'arif bisa unggul dimana-mana.
Terbentuk karakter tangguh dan prima.
Bukan kepribadian yang rapuh dan lemah.

Tidak tahu lagi.
Masihkah sekarang menjadi tradisi.
Dipelihara dan selalu dibaca dan dihayati.
Kemudian sedapat mungkin menjadi implementasi.
Menjadi siswa dan siswi berakhlak tinggi.

Bungurasih, 16 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[16/6/2017 10:49 AM] Prof. Dr Abd Haris: RAMADLAN 21,
Puasa Gerakkan Saling Bantu Sesama

Wah...
Berbondong pergi bersama.
Para siswa ke tempat-tempat ibadah.
Lakukan kegiatan dengarkan ceramah.
Dengan tema-tema yang terkait dengan agama.
Usai kegiatan mereka dan para guru lega.
Jalankan puasa dengan kegiatan yang lainnya.

Sayang sekali.
Tidak banyak melihat kehidupan dan meneliti.
Bahkan kurang sekali datang untuk menyantuni.
Orang miskin dan fakir serta yang hidup di pinggir kali.
Seharusnya lakukan kegiatan tumbuhkan kepekaan hati.
Sebagai realisasi ibadah puasa yang punya segi manusiawi.

Oh andai.
Saya menjadi Presiden RI.
Insyaallah keberagamaan harus dinilai.
Sejauh mana bisa berarti dan memberi.
Menumbuhkan rasa kemanusiaan di negeri.
Bukan hanya ibadah yang hilang indikasi.
Sebagai penguat dan pertajam hati nurani.
Beragama dan saling membantu selalu berkorelasi.

Semoga dijabahi.
Hari ini dan kemudian nanti.
Bisa menjadi inspirasi dan direalisasi.
Puasa dan ibadah yang lainnya bisa lebih berarti.

UINSA,
Surabaya, 16 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[18/6/2017 12:48 PM] Prof. Dr Abd Haris: CERAMAH,
Membantu Diri dan Orang Jadi Cerah

Ceramah.
Berbagi ide dan petuah.
Infiltrasi nilai-nilai agama.
Pentingnya hidup sesuai kaidah.
Ingatkan tentang Tuhan Yang Esa.
Menjaga akidah, syari'ah dan etika.
Supaya selamat di akhirat sejak dari dunia.
Menjadi manusia shaleh dan shalehah.

Kuurai.
Mengapa Al Qur'an diturunkan kepada Nabi.
Sebab nuzulul Qur'an yang biasa  dikenali.
Aku jawab sendiri dengan bekal dari intuisi.
Sebab Allah merahmati dan menyayangi.
Kepada seluruh umat manusia di bumi.
Supaya bisa hidup berdasar tuntunan ilahi.
Menjadi sa'idatun fid dunya wal akhirati.
Inilah menjadi bukti Allah Maha Kasih.
Kepada seluruh makhluk tanpa pilih kasih.

Kuteruskan lagi.
Ceramah tentang lailatul qadri.
Satu malam lebih baik dari seribu bulan hijri.
Sebuah motivasi agar gunakan waktu dengan simpati.
Selalu berusaha hidup dengan penuh bakti.
Gunakan malam untuk munajat dan kontemplasi.
Tentang hidup dan kehidupan agar hati-hati
Jangan biarkan manusia tanpa arah atau disorientasi.
Tetapkan tujuan hidup hanya untuk mengabdi.
Kepada Tuhan Yang Maha Menyayangi.

Gunakan saja.
Waktu untuk beribadah.
Tradisikan mulai bulan puasa.
Sampai waktu yang tak terhingga.
Isi waktu yang ada dan dimana saja.
Sampai Dia memanggil kita kembali padaNya.

Ceramah kusampaikan kepada mereka.
Di Setro Menganti Gresik sana.
Di malam 23 Ramadlan 1438 H.

Terimakasih.
Telah beri kesempatan yang berarti.
Untuk berbagi pikiran dan beri motivasi.

Bungurasih, 17 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[19/6/2017 5:48 AM] Prof. Dr Abd Haris: SYUKUR,
Terimakasih Ya Allah

Terimakasih Ya Allah.
Engkau masih beri kesempatan hidup.
Dengan segala fasilitas yang Engkau berikan.
Bernafas dan semua aktifitas.
Melihat dengan dua mata yang utuh.
Mendengar dengan dua telinga yang masih terang.
Denyut jantung yang selalu beri dorongan hidup.

Terimakasih Ya Allah.
Engkau beri kekuatan berjalan dengan dua kaki yang sempurna.
Masih Engkau beri kesempatan menghirup udara dengan bebas.
Tetap Engkau hidupkan rasa dan perasa di seluruh badan.

Terimakasih Ya Allah.
Masih Engkau beri banyak teman.
Tetap Engkau kasih keluarga yang baik.
Engkau hadiahkan anak-anak yang saleh.
Masih saja Engkau dekatkan dengan tetangga yang sangat peduli.

Terimaksih Ya Allah.
Terlalu banyak Engkau beri nikmat kepadaku sehingga terlalu sulit menghitung.
Setiap detik Engkau curahkan nikmat yang tak terhingga.

Terimakasih Ya Allah.
Engkau beri kesempatan tetap bisa berfikir dan merasa dengan baik.
Masih saja Engkau perkenankan untuk bisa tidur dan berjaga.

Terimakasih Ya Allah.
Masih Engkau beri rizki makan dan minum setiap saat.
Engkau tetap beri kekuatan untuk percernaan.

Terimakasih Ya Allah.
Engkau beri kesempatan beribadah kepadaMu.
Masih bisa menyebut nama-nama indahMu.
Tetap Engkau beri kesempatan untuk mohon ampun kepadaMu.

Terimakasih Ya Allah.
Engkau beri kemampuan untuk melihat kelemahan diri.
Engkau gerakkan hati untuk berbuat baik meski masih banyak kesalahan.

Terimakasih Ya Allah.
Ya Allah hanya kepada Engkau semua persoalan hidup aku serahkan.
Hanya kepada Engkau aku mohon pertolongan.
Tolonglah kami dalam menghadapi semua masalah hidup dan kehidupan.

Terimakasih Ya Allah.
Engkau masih beri kenikmatan hidup.
Engkau beri kekuatan bisa tertawa dan menangis setiap saat.

Terimakasih Ya Allah.
Masih banyak orang yang peduli mengingatkan.
Masih banyak orang yang sayang dengan menegur.

Terimakasih Ya Allah.
Sulit rasanya menata kata untuk ucapkan terimakasih kepadaMu.
Hanya ini yang aku bisa ungkapkan.
Ampunilah semua khilaf dan salahku, keluargaku, sanak familiku, teman-temanku, dan seluruh umat manusia.

Bungurasih, 14 Des 2016
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[19/6/2017 6:49 AM] Prof. Dr Abd Haris: QIYAMUL LAIL,
Hidupkan Malam dengan Permohonan

Baru saja.
Usai mengaji tafsir yasin di mushalla.
Sampai urain ayat tentang kekuasaan Yang Esa.
Dia mengganti siang jadi malam gelap gulita.
Tapi justru menjadi waktu yang penuh hikmah.

Malam buta.
Permohonan manusia.
Menjadi diterima atau terijabah.
Bukankah para nabi ucapkan do'a-do'a.
Penyesalan dan bertaubat kembali padaNya.
Banyak yang disampaikan waktu sepertiga.
Terakhir setiap malam dengan dengarkan suara.
Para malaikat turun ke bumi seraya berkata.
Siapa yang punya hajat mintalah segera.
Allah beri sesuai dengan kebutuhan yang diminta.

Sebab inilah.
Nabi Muhammad selalu berjaga.
Gunakan untuk qiyamul lail sepanjang masa.
Bahkan dua kakinya sampai bengkak tak dirasa.
Lakukan meski sudah dijaminan diampuni dari dosa.
Tapi tetap saja lakukan sebagai syukur pada Yang Esa.

Kini.
Kita ukur sendiri.
Sudahkan kita menyadari.
Betapa seharusnya kita menyontoh nabi.
Gunakan waktu untuk kontemplasi.
Shalat di sepertiga malam setiap hari.
Untuk mensyukuri berbagai nikmat yang diberi.
Tanpa mintak sudah datang sendiri.
Bahkan wujud kita dari tidak ada menjadi diri.
Tidak terhitung nikmat-nikmat yang lain lagi.

Mari kita.
Ucapkan bersama.
Afala akunu abdan syakura.
Ya ucapkan lagi tanpa henti sampai habis masa.

Bukankah seharusnya kita.
Banyak bersyukur kepadaNya?

Bungurasih, 19 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[20/6/2017 5:35 AM] Prof. Dr Abd Haris: SAHUR,
Waktu Istighfar Mabrur

Tuhan menyebutnya.
Diantara tanda-tanda orang takwa.
Selalu berjaga di malam buta.
Ada hak orang fakir dan miskin dalam harta benda.
Diberikan yang berhak diminta atau suka rela.
Mereka juga gunakan waktu sahur untuk berdo'a.
Memohon ampun seluruh salah dan dosa.
Wa fi asharihum yastaghfiruna.

Sahur Bulan puasa.
Menjadi kegiatan biasa.
Makan dan minum lumrah.
Menambah kekuatan puasa.
Ibadah tanpa harus menyiksa.
Bahkan akhirkan menjadi sunnah.
Kaidah beragama penuh rahmah dan hikmah.

Sahur.
Waktu orang tidur.
Justru Tuhan mengukur.
Kesungguhan do'a atau matur.
Kepada Dia dengan banyak bersyukur.
Atas semua nikmat diberikan teratur.

Gunakan kesempatan.
Senyampang Tuhan berikan.
Hidup yang penuh kelapangan.

Bungurasih, 20 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/6/2017 12:19 PM] Prof. Dr Abd Haris: KISAH MUSA,
Melawan Kedzaliman Penguasa

Lebih 125-an.
Disebut dan diceritakan.
Musa nabi dan rasul utusan Tuhan.
Menjadi cermin dan bahkan tauladan.
Melawan kedzaliman dan kepalsuan.
Angkara murka Fir'aun yang penuh tipuan.

Pembela kebenaran dengan resiko diasingkan.
Bahkan dibully dianggap tidak punya kekuatan.
Tongkat Musa kalahkan dengan izin Tuhan.
Fir'aun dan bala tentaranya menjadi tenggelam.

Hati-hati.
Jangan remehkan dan anggap sepele.
Penempuh jalan Musa dengan sepenuh hati.
Mereka bisa kalahkan penguasa yang menyakiti.
Menghina dan bahkan mengkriminalisasi.
Menghadang dan mengancam sana sini.

Tuhan membuat sunnah yang terulang lagi.
Kepada siapa saja yang tidak mentaati.
Kaidah dan peraturan hukum-hukum ilahi Rabbi.
Penindas dan pengancam pasti jatuh sendiri.
Sebagai Fir'aun yang habis dengan tongkat nabi.

Sebuah kisah.
Bukan cerita biasa.
Apalagi Al Qur'an utama.
Pasti beri hukum berguna.
Untuk dipelajari kapan saja.
Bisa terulang dimana-dimana.
Tidak terbatas yang sudah-sudah.

Bungurasih, 21 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[22/6/2017 7:52 PM] Prof. Dr Abd Haris: BERBAGI SEDEKAH,
Menentramkan Hati dan Raga

Meski sedikit saja.
Berbagi sepuluh janda.
Hati tentram dan bahagia.
Sedekah bisa menolak bala'.
Semua terserah Yang Maha Kuasa.
Manusia hanya bisa berusaha.

Sore tadi.
Seorang bapak dan 10 ibu-ibu di sini.
Berdo'a bersama lalu kemudian berbagi.
Terasa ini yang kucari berhari-hari.
Duduk bersila dan saling sapa akrap sekali.
Kutanyakan perihal kesehatan mereka sendiri-sendiri.
Alhamdulillah mereka masih sangat peduli.
Menjaga dan merawat kesehatan diri.

Andai saja.
Nanti habis puasa.
Bisa melakukan yang sama.
Oh... alangkah sangat bahagia.
Berbagi dengan cara silaturrahim di rumah.
Terasa sedikit bisa legakan jiwa.
Kejahwantahkan sedekah dengan biasa.
Sambil tunaikan kewajiban berdakwah.

Mungkin ini jalan.
Kutempuh dalam kehidupan.
Mencari kerelaan dan perkenan.
Tuhan seru sekalian alam.
Sampai titik penghabisan.
Tanpa banyak rintangan.
Bangunkan kejiwaan.

Bungurasih, 22 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[23/6/2017 3:29 AM] Prof. Dr Abd Haris: DO'A,
Pengubah Segala

Terimakasih ya Allah.
Engkau telah membuat aku berdo'a.
Engkau ciptakan jawaban atas keresahan hamba.
Engkau mengerti maksudnya, meski tanpa bahasa.

Engkau Maha Tahu yang mana yang terbaik diantara.
Permohonan bikinanMu sejak dulu kala.
Engkau Maha Penentu apa-apa dan yang mana.

Engkau saja tempat dan arah semua ibadah.
Cukup lega menerima yang akan terjadi dan yang sudah.

Bungurasih, 23 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[24/6/2017 3:55 PM] Prof. Dr Abd Haris: RESAH,
Puasa Terakhir Sudah

Entalah.
Mengapa hati resah.
Tidak tahu bagaimana seharusnya.
Bukankah telah kukerjakan puasa.
Sudah kukeluarkan zakat dan sedekah.
Qiyamul lail dan tadarus juga sudah.
Tetapi mengapa hati tetap tidak
terima.
Seolah sekejap saja ramadlan tiba.
Tidak tahu lagi apa yang hendak kukata.

Mungkin ini.
Hati dan pikiran belum berhenti.
Kenikmatan dunia amat sangat mengkooptasi.
Hampir seluruh hajat dan keinginan di hati.
Sangat mustahil bisa dan dapat dilerai.
Lahut dan nasut dalam diri tidak imbang lagi.
Justru nafsu amarah sangat mendominasi.

Tinggal harapan.
Kepada Kasih sayang Tuhan.
Memberi kerelaan dan ampunan.
Kesejahteraan,  keamanan dan keselamatan.
Pada waktu kini dan masa depan.

Memahami.
Do'a yang diajarkan Nabi.
Allhumma innaka 'afuwwun karim, tuhibbul 'afwa fa'wu 'anni.
Selalu kubaca berkali-kali sepanjang hari.
Dengan sepenuh hati di dada dan kusadari.
Seluruh ibadahku amat sangat tidak berarti.
Dibanding pahala dan ampunan ilahi.

Ya Allah.
Engkau Maha Memaafkan dan sangat dermawan sekali.
Engkau juga Tuhan Yang Maha mengampuni.
Hanya kepadaMu kupertaruhkan semua isi hati.
Dosa dan kesalah yang tidak terhitung lagi.

Ya Allah.
Hari ini terakhir puasa.
Terbayang olehku segala dosa.
Kesalahan kepadaMu dan sesama manusia.
Kupanjatkan do'a-do'a mohon bebaskan khilaf dan salah.
Engka saja tempat harapan segala yang ada.

Ya Allah.
Mohon Engkau terima.
Segala keluh dan kesah saya.
Hanya Engkau saja yang bisa.
Memahami dan membaca rahasia.
Setumpuk salah dan segala dosa.

Bungurasih, 24 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[24/6/2017 5:00 PM] Prof. Dr Abd Haris: PAK JO,
Maafkan Saja Semua Kesalahan

Tidak tahu lagi.
Pribadimu sekarang ini.
Meski kita pernah berjumpa di tempat sepi.
Waktu engkau yakinkan kepada para kiyai.
Engkau bawa program, visi dan misi.
Di PWNU Jatim meski sampai sekarang belum engkau sambangi.

Pak Jo.
Aku tahu sekarang ini.
Banyak problem yang engkau hadapi.
Isu-isu yang sangat mengancam integrasi.
Gerakan yang ingin mengganti ideologi.
Berbagai kepentingan yang mendera para politisi.
Simpang siur berita di media sosial dan televisi.
Seringkali semua yang terjadi menyakitkan hati.
Bahkan mungkin amat sangat mengganggu toleransi.

Pak Jo.
Biasa-biasa saja.
Hadapi dengan lapang dada.
Jangan pernah ada rasa amarah.
Mereka semua sama-sama saudara.
Cari jalan dengan strategi pendekatan manusia.
Dengan metoda sebagai orang Jawa.
Semangkin bersikap baik pasti luruh juga.
Bukan dendam dan kusumat yang tersisa.

Pak Jo.
Lebaran kali ini.
Gunakan silaturahmi.
Kepada para kiyai di negeri.
Para pemuka agama yang masih peduli.
Mereka pasti akan senang sekali.
Saling menasihati kebenaran dan kesabaran di hati.
Biar problem di negeri segera cepat selesai.

Pak Jo.
Jangan sia-siakan.
Sebagai janji yang engkau sampaikan.
Waktu engkau masih mohon dukungan.
Menjadi seorang pemimpin dengan tauladan.
Kini waktumu merealisasikan menjadi kenyataan.
Ciptakan kedamaian bukan kegaduan-kegaduan.

Pak Jo.
Ikuti dengan janji.
Al Qur'an yang kita yakini.
Memaafkan kesalahan insani.
Menjadi tanda orang takwa pada ilahi.
Sebagai Firman yang berbunyi "Wal 'afina aninnasi".
Dengan sikap ini engkau menjadi sangat terpuji.
Mendulang sukses jadi pemimpin yang baik budi.

Pak Jo.
Usulan orang biasa.
Jika baik gunakan segera.
Jika tidak baik jangan dibaca.

Bungurasih, 24 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[25/6/2017 5:45 AM] Prof. Dr Abd Haris: APALAGI,
Pasca Puasa dan 'Idul Fithri?

Sehari penuh.
Istirahat di rumah.
Banyak rencana.
Sebagai kelanjutan puasa.

Ide mulia.
Muncul berlimpah.
Program sebuah langkah.
Bantu realisasi segera.
Tugas pribadi dan jam'iyah.
Perlu sebuah peta.

Ingin segera.
Buat peta nyata.
Doktrin idea jadi realita.
Petunjuk yang mudah.
Dari wahyu menjadi langkah.
Konsekuensi dari membaca.
Teruskan mengamalkannya.
Beribadah dan mu'malah.
Kejawantahkan dakwah.
Membangun bangsa.

Puasa dan zakat fitrah.
Seharusnya bermakna.
Solidaritas sesama.
Manusia sedunia.
Sama merasa.
Sedih dan gembira.

Hari raya.
Kembali fitrah.
Suci seperti sedia kala.
Tanpa dosa.
Semoga bisa jaga.
Sampai di hadirat-Nya.
Diterima sempurna.

Tanpa pisah.
Puasa dan zakat fitrah.
Berbuah kesucian jiwa.
Selanjutnya harus berbuah.
Lebih baik dari sebelumnya.
Menjadi manusia utama.
Sepanjang masa.

Bungurasih, 07 Juli 2016
'Abd al-Haris al-Muhasibi
[26/6/2017 2:07 PM] Prof. Dr Abd Haris: KEMBALI FITHRAH,
Menjadi Pondasi Melangkah

Fithrah.
Pengakuan Tuhan Yang Maha Esa.
Dialog manusia sebelum jatuh di dunia.
Pengakuan keberadaan dan kemahakuasaanNya.
Menjadi dasar dan pondasi untuk melangkah.
supaya tidak salah hanya andalkan usaha.
Seringkali membuat manusia lupa.
Seakan diri dan upayanya yang membuat kuasa.

Seharusnya sebuah formula.
Ditanamkan kuat dalam jiwa manusia.
Tiada daya dan upaya kecuali denganNya.
Pertolongan dari Dzat Yang Maha Kuasa.
Tidak seorang pun yang bisa mencegah.
Kehendak Dia dengan sejuta hikmah.

Ya...
Kembali ke fithrah.
Meyakini segala yang ada milikNya.
Kembali kepada asal dari mana dicipta.
Supaya bisa bersikap adalah dan tidak pongah.

Ketahui.
Bisa berhasil usaha diri.
Seolah yakin karena upaya mandiri.
Padahal sesungguhnya tertipu bisa jadi.
Karena tidak bisa bersikap hati-hati menilai.
La hawla wa la quwwata illa billahi.

Puasa.
Sebagai upaya.
Kembali ke fithrah.
Meyakini segala yang ada.
Milik dan dalam kekuasaanNya.

Lamongan, 26 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[26/6/2017 4:42 PM] Prof. Dr Abd Haris: PULANG KAMPUNG,
Kembali Ingatan Tertampung

Teringat lagi.
Kenangan kecil masih di sini.
Di kampung dengan berbagai tradisi.
Belajar di madrasah dan mengaji kepada kiyai.
Merumput dan menjaring ikan-ikan di kali.
Berenang dan memanjat pohon sepanjang hari.
Bermain dengan berbagai pola dan sering berkelahi.
Saling unggulkan kelompok dalam kompetisi.
Dengarkan burung-burung berkicau di pagi hari.
Bak makhluk surga dengan suara merdu sekali.

Takkan lupa.
Sepanjang masa.
Kampung yang ramah.
Saling bantu seperti saudara.
Tetangga sering bercengkeramah.
Berbagi dengan apa pun yang dipunya.
Padi, jagung, pisang, mangga dan ketela.
Biasa sering makan dan minum bersama.
Membangun jalan dan pos-pos untuk berjaga.
Semua dikerjakan penuh rela tanpa pikirkan upah.

Oh kampung kini.
Tampak beda sekali.
Tidak kudengar burung-burung bernyanyi.
Entah.............kemana mereka pergi?
Pohon-pohon besar untuk berlindung ditebangi.

Orang sudah sibuk mengurus diri sendiri-sendiri.
Tampak kurang kompak lagi menghidupkan tradisi.
Mana teater kampung yang tergabung di lesbumi.
Mana rebana yang biasa nyanyikan lagu-lagu religi.
Mana hadlrah dengan tarian bak sufi rumi.
Ahk.... mana, mana, mana,.........

Bukankah.
Suasana kampung dulu kala.
Membuat anak-anak bahagia.
Memberi harapan dan sentuan rasa.
Menyintai keindahan kampung Indonesia.
Elok menawan bak gadis-gadis surga.

Oh.....
Mana kampung dulu.
Siapa yang membuat kacau.
Dekonstruksi tradisi tanpa hulu.
Rekonstruksi........... aku tak tahu. 

Kalanganyar, 26 Juni 2017
'Abd Al Haris Al MuhSibi
[27/6/2017 6:25 AM] Prof. Dr Abd Haris: KIYAI M. YA'KUB,
Peringati Empat Puluh Hari

Pagi hari.
Para putra dan putri.
Para cucu juga ikut menghadiri.
Keluarga semua berkumpul untuk mengaji.
Mengenang empat puluh hari.
Wafat Kiyai M. Ya'kub di rumah duka sendiri.

Entahlah.
Rasa bangga melihat mereka.
Anak-anak yang berbakti pada orang tua.
Membaca Al Qur'an seraya berdo'a untuk abah.
Kenangkan jasa dan kasih selama hidupnya.
Untuk putra dan putri serta seluruh keluarga.
Pantas jika meski sudah tidak ada, masih juga.
Dikenang dan dihormati dengan cara beretika.
Selamatan dengan keluarkan sedekah.
Alhamdulillah, masih punya dzurriyah shalehah.

Mungkin saja.
Mbah Bah, biasa saya memanggilnya.
Tersenyum dengan perasaan lega.
Ucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Berkat didikan agama, anak dan cucunya.
Masih mengingat meski orang dia sudah meninggal dunia.
Berdo'a dan mohonkan ampun dosa orang tua.
Bukankah Nabi bersabda, do'a anak shaleh tetap saja.
Mengalir terus tanpa putus kepada arwah orang tua.

Aku bahagia.
Pagi ini di rumah.
Tinggal bertanya-tanya.
Bisakah diri ini juga punya.
Para putra dan cucu shalehah.
Seperti mbah bah?

Kalanganyar, 27 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi
[27/6/2017 8:18 PM] Prof. Dr Abd Haris: DAKWAH,
Mengajak dengan Lapang Dada

Sebagai kata bijak.
Dakwah berarti mengajak bukan membentak.
Dengan penuh strategi setapak demi setapak.
Bukan dengan cara demonstrasi dan memakai kapak.
Bukan pula dengan cara memberontak.

Dakwah kini.
Harus dengan strategi.
Mungkin bisa seperti para wali.
Memakai metodologi akulturasi.
Bisa juga dengan internalisasi nilai-nilai.
Gunakan media yang tersedia seperti IT.
Tulis dengan gaya santun tidak selalu menggurui.
Jangan sampai menyakiti apalagi.
Buat peta dakwah untuk bisa menjadi basis evaluasi.
Berapa kuantitas dan kualitas hasil yang berarti.

Sungguh bangga.
Dengan para pendakwah.
Melakukan usaha jerih payah.
Mengajak masyarakat dan siapa saja.
Menjadi lebih baik dalam jalankan agama.
Bahkan lebih baik dalam mendidik keluarga.
Lebih-lebih bisa bantu bebaskan bangsa.
Dari penderitaan baik badan terutama jiwa.

Dakwah.
Perlu metoda.
Dengan lebih bisa.
Mengajak beragama.
Tanpa harus porak poranda.
Apalagi kecam sini olok sana.

Lamongan, 27 Juni 2017
'Abd Al Haris Al Muhasibi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANAD YAI GHOFUR

Puisi DZULHIJJAH

MAKALAH KH. WAHID HASYIM